Kasus Gagal Bayar WanaArtha, Pembagian Dana Tahap Pertama Rampung

13 Jul 2024, 22:17 WIB

Anata Siregar

Ilustrasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

Tim Likuidasi WanaArtha Life mulai bagikan dana jaminan tahap kedua kepada pemegang polis, Juni-Juli 2024.
OJK mengawasi proses likuidasi WAL dan menerima tagihan dari 7.026 pemegang polis, empat kreditur, dan 41 karyawan.
OJK mencabut izin usaha WanaArtha Life pada Desember 2022 setelah beberapa peringatan terkait ketidakpatuhan perusahaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan Tim Likuidasi PT Asuransi Adisarana Wanaartha atau WanaArtha Life (WAL) melanjutkan pembagian dana jaminan kepada para pemegang polis.

Ogi pun menuturkan bahwa mulai Juni hingga Juli 2024, tim tersebut melakukan pembayaran dana jaminan tahap kedua kepada para pemegang polis.

“Sesuai dengan laporan yang telah disampaikan oleh Tim Likuidasi diketahui bahwa Tim Likuidasi telah selesai melakukan pembagian dana jaminan tahap pertama secara proporsional kepada pemegang polis,” katanya dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/7/2024).

1. Tim Likuidasi mulai bayar dana jaminan ke pemgang polis

ilustrasi asuransi (freepik.com/ rawpixel.com)

Ogi pun menuturkan Tim Likuidasi WanaArtha tengah melakukan pembayaran dana jaminan tahap kedua kepada para pemegang polis. Proses pembayaran itu berlangsung sejak Juni hingga Juli 2024.

OJK mengawasi proses likuidasi WAL yang sedang berlangsung. Sampai saat ini, Tim Likuidasi melaporkan bahwa mereka menerima tagihan dari 7.026 pemegang polis (14.750 polis), empat kreditur, dan 41 karyawan.

Tim Likuidasi juga melaporkan proses penelusuran aset-aset WanaArtha.

2. OJK minta pemilik WanaArtha kembali ke RI dan bertanggung jawab

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Ogi mengatakan dalam setiap kesempatan, OJK selalu meminta pemilik WanAartha yakni pemegang saham pengendali WAL untuk kembali ke Indonesia guna mempertanggungjawabkan perbuatan hukum yang terjadi.

“OJK menghormati proses hukum yang berjalan hingga saat ini," ujarnya.

Pada saat proses likuidasi berlangsung, beberapa pemegang polis mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Namun pengajuan PKPU tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam amar putusan terhadap perkara nomor 21/pdt.sus/PKPU/2023/PN.Niaga.Jkt.Pst telah menolak permohonan gugatan PKPU untuk seluruhnya.

3. OJK zabut izin WAL pada Desember 2022

ilustrasi asuransi (freepik.com)

OJK mencabut izin usaha WanaArtha Life pada 5 Desember 2022. Selanjutnya, Rapat Umum Pemegang Saham telah membubarkan WAL dan membentuk Tim Likuidasi Wanaartha.

Sebelum mencabut izin WanaArtha Life, OJK telah menghentikan pemasaran produk saving plan pada Oktober 2018. Kemudian, OJK telah 3 kali memberikan peringatan pada WanaArtha Life pada periode 4 Agustus 2020 sampai 26 Juni 2021 karena tidak memenuhi batas minimum risk-based capital (RBC), Rasio Kecukupan Investasi (RKI) dan ekuitas minimum.

Lalu, pada 27 Oktober 2021, OJK memberikan sanksi pembatasan kegiatan usaha (PKU) pertama (untuk sebagian kegiatan usaha) kepada WanaArtha Life. Sanksi itu pun meningkat menjadi pengenaan sanksi PKU kedua untuk semua kegiatan usaha pada 30 Agustus 2022. Karena PKU kedua tak dipenuhi sampai batas waktunya yakni 30 November 2022, akhirnya OJK mencabut izin usaha WanaArtha Life pada 5 Desember 2022.