Kemenhub Tegur Pilot Batik Air yang Tidur Saat Terbang

- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI mengur keras Batik Air karena pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit saat terbang dari Kendari ke Jakarta.
- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat kedua pilot tidur setelah pesawat melewati kondisi cuaca buruk, namun pesawat berhasil mendarat dengan aman di Jakarta.
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI memberikan teguran keras kepada Batik Air dan akan melakukan investigasi secara khusus tentang kasus pilot dan kopilot yang tertidur saat penerbangan berlangsung.
Pilot dan kopilot maskapai Batik Air tidur selama 28 menit saat pesawat terbang dari Kendari ke Jakarta. Peristiwa ini terjadi pada 25 Januari 2024, saat itu pilot dan kopilot menerbangkan pesawat Batik Air jenis Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV.
“Maskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub RI, M Kristi Endah Murni, dalam keterangannya, Sabtu (9/3/2024).
“Kami akan melakukan investigasi dan review terhadap night flight operation di Indonesia terkait dengan fatigue risk management (manajemen risiko atas kelelahan) untuk Batik Air dan juga seluruh operator penerbangan,” jelas Kristi.
1. Akan ada pemberian sanksi
Selanjutnya, kru BTK6723 juga telah di-grounded sesuai SOP internal untuk investigasi lebih lanjut.
Ditjen Hubud akan mengirimkan inspektur penerbangan yang menangani Resolusi of Safety Issue (RSI) untuk menemukan akar permasalahan dan merekomendasikan tindakan mitigasi atas kasus ini kepada operator penerbangan dan pengawasnya.
"Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memberikan apresiasi terhadap KNKT serta menanggapi serius kasus Batik Air. Kami tegaskan bahwa sanksi akan diberlakukan sesuai dengan hasil investigasi yang ditemukan oleh tim investigator," ucap Kristi.
2. Tidur saat penerbangan balik ke Jakarta
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melaporkan, dua pilot Batik Air. baik kapten pilot maupun co-pilot tertidur di udara saat menerbangkan pesawat dari Kendari menuju Jakarta. KNKT mencatat, kedua pilot itu tidur selama sekitar 28 menit.
Penerbangan ID6723 Kendari-Jakarta dioperasikan menggunakan Airbus A320 (PK-LUV) pada 25 Januari 2024. Sebelumnya, pesawat berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (WIII), Jakarta, menuju Bandara Halu Oleo (WAWW), Kendari, dan kembali melakukan penerbangan dari Kendari ke Jakarta.
Dari dokumen catatan KNKT, saat pesawat akan mendarat di Bandara Halu Oleo (WAWW) Kendari, bandara masih ditutup. Pesawat kemudian terbang, holding sekitar 30 menit di Waypoint ESGIX. Pesawat kemudian mendarat pukul 23.11 UTC atau 06.11 WIB menggunakan Runway 26 dan parkir di apron, tempat parkir nomor 4.
"Selama transit ini, kedua pilot memakan mi instan di kokpit. Setelah selesai menurunkan penumpang, proses boarding penumpang dilakukan dan pesawat mulai terbang kembali ke Jakarta," kata KNKT dikutip dari laporannya, Sabtu (9/3/2024).
Kedua pilot diketahui kelelahan. Kapten pilot dalam sepekan terakhir terbang selama 16 jam 31 menit, sedangkan co-pilot terbang 17 jam 8 menit dan ikut membantu sang istri merawat bayi kembarnya.
3. Pesawat sempat melewati cuaca buruk
Pada pukul 07.05 WIB pesawat berangkat dari Kendari menuju Jakarta. Setelah lampu tanda ikat pinggang dilepas, semua prosedur pemeriksaan kabin dilakukan dan layanan makanan ringan mulai diberikan ke penumpang.
Pada pukul 08.37 WIB, pesawat mencapai ketinggian jelajah 36.000 kaki. Setelah mempertahankan ketinggian jelajah, kedua pilot melepas headset mereka. Berdasarkan keterangan KNKT, insiden dua pilot tertidur terjadi setelah pesawat Airbus A320 (PK-LUV) yang dikemudikan mereka melewati kondisi cuaca buruk.
Sebelumnya, pada pukul 08.24 WIB, co-pilot (Second in Command/SIC) meminta kepada Area Control Center (ACC) Makassar untuk terbang dengan arah 275° untuk menghindari kondisi cuaca buruk dan disetujui oleh ACC Makassar. Lalu pukul 08.29 WIB, SIC berkomunikasi dengan pramugari melalui interfon menanyakan kondisi penumpang, karena dia merasa pesawat mengalami turbulensi ringan. Pramugari menjawab bahwa penumpang baik-baik saja.
Pada pukul 08.56 WIB atau 12 menit setelah rekaman transmisi terakhir dari SIC, ACC Jakarta menanyakan ke pilot BTK6723 berapa lama pesawat harus terbang pada arah saat ini (250°). Namun tidak ada balasan dari pilot.
Karena tidak ada respons, pada pukul 08.57 WIB, ACC Jakarta menelepon ke pesawat BTK6723 dan tidak ada respons dari pilot.
ACC Jakarta terus berusaha menghubungi pilot, termasuk meminta pilot lain untuk memanggil BTK6723. Namun tidak ada satu pun panggilan yang ditanggapi oleh kedua pilot tersebut.
"Pada pukul 02.11 (09.11 WIB) atau 28 menit setelah transmisi terakhir yang direkam dari SIC, kapten pilot terbangun dan sadar bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar. Kapten kemudian melihat SIC tertidur dan membangunkannya," tulis KNKT.
Pada waktu yang hampir bersamaan setelah terbangun, kapten pilot menanggapi panggilan dari pilot lain dan ACC Jakarta. Sang kapten memberi tahu ACC Jakarta bahwa BTK6723 mengalami masalah komunikasi radio dan saat ini masalah tersebut telah teratasi. Penerbangan kemudian dilanjutkan.
Pesawat pun mendarat di Jakarta dengan aman. Tidak ada penumpang maupun kru pesawat yang terluka dalam kejadian ini dan tidak ada kerusakan pada pesawat.