Kisah Komisaris BEI saat Pertama Kali Berinvestasi: Saya Langsung Rugi

08 Agu 2020, 20:10 WIB

Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Patria Sjahrir (Dok. Pribadi/Pandu Patria Sjahrir)

Jakarta, IDN Times – Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan pengalamannya saat berinvestasi untuk yang pertama kalinya. Kala itu, Pandu masih berusia 19 tahun dan senang membaca buku ekonomi karya ayahnya--ekonom senior, Sjahrir. Latar belakang sang ayah membuat Pandu sedikit banyak, menaruh minat pada bidang ekonomi.

“Jadi saya belajar-belajar sendiri, eh ini menarik ya apa sih ini kayak patel market, apa sih investasi, jadi saya banyak-banyak baca buku umur 19 tahun. Itu pun saya pertama kali kerja umur 20 tahun, dan kerja di Investment Bank, jadi mulainya begitu,” kata dalam Ngobrol Seru IDN Times, Kamis (6/8/2020).

1. Langsung gagal saat pertama kali investasi

Ilustrasi harta kekayaan (IDN Times/Sukma Shakti)

Meski sudah membaca buku, Pandu tetap gagal saat pertama kali berinvestasi. Pandu mengaku masih belum terlalu paham soal saham saat itu. Dia hanya memberanikan diri.

“Saham aja, ngeliatin saham, gak ngerti juga saham apa yang saya invest waktu itu. Iya, asal naruh,” ujar keponakan Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan tersebut.

2. Menyesal mendengar omongan orang lain

Pandu Patria Sjahrir, Komisaris PT Bursa Efek Indonesia dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times pada Kamis (6/8/2020) (IDN Times/Shemi)

Ia menyesal dirinya berinvestasi hanya berdasarkan modal omongan orang lain. Ia sadar, berinvestasi bukan sekadar mengisi waktu tapi merupakan sebuah pekerjaan penuh waktu.

“Jadi saya belajar ‘eh kamu tuh harus baca dulu laporan keuangan’, ‘kamu lihat dulu kalau bisa ketemu management ya ketemu dulu biar tahu orangnya kayak gimana’. Jadi ya belajarnya dari nol, benar-benar dari nol, dan belajar gagal dulu,” katanya menceritakan.

3. Pesan Pandu, kamu harus banyak belajar sebelum berinvestasi

Ilustrasi uang (IDN Times/Mardya Shakti)

Pandu tidak ingin kamu mencontek kesalahannya. Jadi, menurutnya, kamu harus belajar sebelum mulai berinvestasi. Pelajari bagaimana profil perusahaan yang sahamnya akan kamu beli dan bagaimana laporan keuangannya.

“Jadi saya belajar baca laporan keuangan, saya belajar sendiri bagaimana research benar gak produknya jalan, itu semua belajar sendiri. Sering baca aja, baca laporan keuangan dan ya akhirnya bisa,” katanya.