Kisah Sukses Pemilik Kopi Nako, UMKM yang Tembus Puluhan Cabang

UMKM di Indonesia semakin berkembang, terutama berkat kreativitas pelaku usaha muda. Salah satu yang menonjol adalah Kopi Nako, brand kopi yang berkembang cepat sejak awal didirikan. Dalam waktu lima tahun, mereka berhasil membuka 39 cabang di berbagai kota besar.
Kini, ekspansi bisnis ini bahkan sudah menjangkau luar Pulau Jawa, termasuk ke Batam dan Denpasar. Di balik pencapaian tersebut, tentu ada cerita menarik yang jarang diketahui publik. Siapa sebenarnya pemilik Kopi Nako dan bagaimana kisah mereka membangun bisnis ini dari nol?
1. Kopi Nako dirintis oleh JB Khrisna Susanto

Nama JB Khrisna Susanto mungkin belum sepopuler brand yang ia rintis. Namun, dialah sosok di balik lahirnya Kopi Nako, yang kini menjadi salah satu jaringan kopi terbesar dalam kategori UMKM. Khrisna memulai perjalanannya bukan dari kedai kopi, melainkan dari usaha warteg modern.
Awalnya, ia mendirikan Warteg Nako bersama teman-temannya di Bogor, pada 2018. Konsep yang ditawarkan cukup unik, yaitu warteg kekinian yang menyajikan menu nasi dan kopi secara bersamaan. Dari situlah nama Kopi Nako muncul, singkatan dari "Nasi-Kopi" dan juga terinspirasi dari bentuk kaca nako yang menjadi ciri khas visual bangunannya.
2. Warteg jadi titik awal lahirnya konsep Kopi Nako

Kesuksesan Warteg Nako membuka peluang lebih besar untuk mengeksplorasi dunia perkopian. Lahan kosong di sebelah usaha kafe mereka menjadi titik awal berdirinya Kopi Nako sebagai entitas tersendiri. Khrisna dan tim menyadari bahwa kopi bisa menjadi daya tarik utama, bukan sekadar pelengkap makanan.
Konsep prasmanan dan a la carte yang diusung Warteg Nako pun berpadu dengan kedai kopi berkonsep outdoor. Lokasi pertama di Pajajaran, Bogor, langsung mencuri perhatian berkat visual bangunan yang estetik dan kekinian. Ini menjadi langkah awal bagaimana mereka menyatukan elemen desain, rasa, dan pengalaman ngopi yang menyenangkan.
3. Konsep visual jadi kekuatan branding Kopi Nako

Salah satu alasan Kopi Nako mudah dikenali adalah karena konsep visualnya yang konsisten. Setiap cabang dibangun dengan gaya arsitektur serupa, menonjolkan kaca nako dan tampilan minimalis modern. Hal ini memudahkan pelanggan mengenali Kopi Nako bahkan sejak masih dalam tahap pembangunan.
Menurut Khrisna, kekuatan visual ini bukan sekadar estetika, tetapi juga strategi branding yang matang. Meskipun desain bangunannya seragam, setiap lokasi menawarkan pemandangan berbeda yang menciptakan pengalaman unik di tiap cabang. Inilah yang membuat Kopi Nako tidak terasa monoton meski tersebar di banyak kota.
4. Target pasar anak muda jadi fokus utama bisnis

Kopi Nako secara konsisten menyasar pasar anak muda yang gemar nongkrong dan bekerja dari kafe. Oleh karena itu, tiap cabang dirancang dengan area outdoor yang luas, fasilitas stop kontak, dan WiFi gratis. Nuansa santai dan ramah komunitas ini membuat Kopi Nako selalu ramai pengunjung.
Tak hanya dari suasana, menu yang ditawarkan juga bervariasi. Dari coffee, non-coffee, milk-based hingga menu makanan ringan, semuanya disajikan dengan harga ramah di kantong. Inilah strategi mereka untuk menjangkau berbagai kalangan tanpa mengorbankan kualitas dan kenyamanan.
5. Mental kuat dan visi yang jelas jadi kunci sukses Khrisna

Kesuksesan Kopi Nako tak lepas dari prinsip dan mentalitas sang pendiri. Khrisna mengungkapkan bahwa membangun usaha sendiri tidak berarti lebih bebas waktu. Justru sebaliknya, usaha yang dijalankan mandiri menyita banyak energi dan memerlukan sistem kerja yang matang agar bisa berjalan otomatis.
Ia juga menekankan pentingnya komitmen, pola pikir terbuka, dan visi yang sejalan antara pemilik, karyawan, serta mitra bisnis. Dengan semangat kolaborasi inilah, Kopi Nako terus bertumbuh meski tantangan UMKM semakin kompleks. Kini, dengan puluhan cabang aktif dan rencana ekspansi ke kota-kota besar lainnya, perjalanan mereka masih jauh dari kata selesai.
Jawaban atas pertanyaan siapa pemilik Kopi Nako adalah JB Khrisna Susanto, sosok visioner yang memulai segalanya dari warteg sederhana. Lewat pendekatan visual, inovasi menu, dan manajemen yang kuat, ia berhasil mengubah Kopi Nako menjadi brand kopi nasional yang dikenal luas. Tak hanya menjual kopi, Khrisna dan tim juga menjual pengalaman, gaya hidup, dan semangat muda dalam secangkir minuman.