Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kombinasi Faktor Eksternal-Internal Dongkrak Rupiah ke Level Rp15.923

Ilustrasi beban utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah hari ini, Kamis (16/5/2024), ditutup pada level Rp 15.923,5 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengalami penguatan hingga 104 poin atau 0,65 persen dibandingkan penutupan kemarin di level Rp16.028 per dolar AS.

1. Mata uang di kawasan Asia kompak menguat

Lebih rinci, seluruh mata uang kompak menguat terhadap dolar AS, yakni won Korea memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS dengan kenaikan 1,13 persen, disusul baht Thailand yang menguat 0,70 persen, rupiah menguat 0,65 persen. 

Ringgit Malaysia naik 0,48 persen, yen Jepang naik 0,34 persen, dolar Taiwan naik 0,30 persen, pesso Filipna naik 0,13 persen, dolar Singapura naik 0,11 persen, dolar Hong Kong naik 0,06 persen, yuan China naik 0,06 persen dan rupee India naik 0,001 persen terhadap dolar AS.

2. Surplus neraca dagang dongkrak penguatan rupiah

Pengamat pasar uang, Ariston mengatakan pergerakan rupiah hari bergerak menguat dipengaruhi sentimen positif dari surplus neraca dagang pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS.

Laju, neraca dagang turun 5,17 persen month on month (MoM) jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,58 miliar dolar AS.

Meski demikian, Ariston menegaskan, hasil neraca dagang April masih disambut positif oleh pasar, sehingga mendorong penguatan rupiah hari ini.

"Dari dalam negri, neraca perdagangan bulan April yang masih surplus dan pertumbuhan PDB kuartal I yang di atas 5 persen juga memberikan sentimen positif untuk rupiah," ucapnya.

3. Sentimen eksternal picu penguatan rupiah

Sentimen, eksternal pun berasal dari rilis data indeks harga konsumen (CPI) AS pada April menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

"Data penting yang juga dirilis bersamaan yaitu data Penjualan Ritel AS dan indeks manufaktur area New York mencatat penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini memberikan sentimen positif untuk aset berisiko karena penurunan ini memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS," ucap Ariston.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us