Kondisi Global Tak Menentu, Bank Dunia Soroti Ekonomi Indonesia

- Masyarakat kelas menengah harus diperhatikan, kondisi ekonomi Indonesia masih baik dari inflasi yang rendah, cadangan keuangan yang cukup, dan disiplin terhadap aturan fiskal.
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal hanya 4,8 persen per tahun sampai 2027, lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Jakarta, IDN Times - Direktur Divisi Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Carolyn Turk, menyoroti kondisi perekonomian Indonesia di tengah kondisi global yang tak menentu.
Menurut Carolyn, Indonesia masih mampu mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87 persen pada kuartal I-2025 yang didorong oleh fondasi yang kuat.
"Performa ekonomi Indonesia saat ini mencerminkan fondasi yang kuat dan respons kebijakan yang baik," kata Carolyn dalam Indonesia Economic Prospects di Jakarta, dilansir dari ANTARA, Senin (23/6/2025).
1. Masyarakat kelas menengah harus diperhatikan

Dia menilai, kondisi ekonomi Indonesia masih baik dari inflasi yang rendah, cadangan keuangan yang cukup, dan disiplin terhadap aturan fiskal. Dengan upaya-upaya itu, Bank Dunia menilai pemerintah berhasil menurunkan belanja dan memitigasi melambatnya investasi.
Carolyn mengatakan, kondisi perekonomian saat ini paling bermanfaat bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Sayangnya, manfaat itu masih kurang terasa bagi kelompok kelas menengah sebagaimana tercermin dari pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat bagi calon rumah tangga di kelompok tersebut.
2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal hanya 4,8 persen per tahun sampai 2027

Pada 2024, perekonomian Indonesia tumbuh stagnan di angka 5,03 persen. Capaian itu lebih rendah dari 2023 yang sebesar 5,05 persen.
Dalam laporan Bank Indonesia, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh rata-rata 4,8 persen per tahun selama periode 2025-2027.
3. Program 3 juta rumah dan Danantara disebut jadi booster buat ekonomi RI

Di sisi lain, Bank Dunia memperkirakan investasi Indonesia akan tumbuh, didorong oleh program 3 juta rumah dan peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Akan tetapi, Indonesia hasih harus menghadapi tantangan pada perdagangan global dan fluktuasi harga komoditas.
Oleh sebab itu, dia menyarankan pemerintah untuk fokus pemerintah pada deregulasi, membuat iklim usaha lebih kondusif, serta melakukan reformasi perdagangan dan digitalisasi.
Jika upaya itu dilakukan, maka Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,5 persen per tahun sampai 2027.