Laju Ekonomi 5 Persen Tak Cukup Bawa RI Jadi Negara Maju

Dengan capaian pertumbuhan ekonomi yang konsisten di level 5,05 persen (yoy) pada kuartal II sudah sangat baik, di tengah pelemahan ekonomi global, tapi ia memastikan laju ekonomi ini bisa menjadi modal untuk tetap tumbuh ke depan.

"Ini adalah 5 persen yang tidak biasa karena environment global sebenarnya menekan luar biasa besar seperti perang, inflasi tinggi, suku bunga tinggi, global growth melemah dan terjadinya protectionism," ucapnya.

"Kalau dilihat dari environment yang sangat menekan, yang theoretically banyak negara mengalami tekanan pelemahan atau bahkan masuk resesi di Eropa, kita masih bisa menjaga 5 persen itu berarti kita terus harus menjaga resep untuk menyeimbangkan domestik demand dengan tetap secara oportunistik memanfaatkan global environment," tambahnya. 

Bila pertumbuhan ekonomi Indonesia ingin mencapai di atas 5 persen, instrumennya bukan pada stimulus fiskal moneter, melainkan harus melalui kebijakan struktural dan produktivitas.

"Sehingga strategi kita konsumsi rumah tangga akan dijaga, investasi terutama melalui berbagai sektor-sektor yang didorong sering menggunakan instrumen fiskal untuk menciptakan insentif baik dikonsumsi rumah tangga maupun investasi," imbuhnya.

Menurutnya fragementasi global menjadi salah satu faktor utama yang menciptakan down side risk, alhasil, pertumbuhan ekonomi akan cenderung melemah. 

"Dampaknya ekonomi jadi lebih sulit diprediksi karena perubahan kebijakan yang bisa didrive sentimen politik dan keamanan di setiap saat. Ini sebabkan forecast jadi lebih sulit terutama variabel yang mudah berubah dengan seperti nilai tukar rupiah dan dampaknya ke yield SBN," tegasnya.