Mantap! BUMDes Cetak Rp27,6 Miliar dari Usaha Katering-Perbaikan Jalan

Jakarta, IDN Times - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Yandri Susanto membeberkan kemampuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pengembangan usaha yang menyesuaikan potensi desanya.
Dalam kunjungan kerja Kalimantan Timur (Kaltim), Yandri menemukan BUMDes di Desa Lung Anai dan Desa Sungai Payang di Kabupaten Kutai Kartanegara berhasil mencetak omzet besar, hingga puluhan miliar rupiah dari usaha yang menyesuaikan potensi desanya.
Misalnya BUMDes Sungai Payang yang mencetak omzet dari Rp4,6 miliar pada 2019 menjadi Rp27,6 miliar pada 2023, dengan nilai Social Return on Investment (SROI) 4,27.
1. BUMDes Desa Sungai Payang sukses bisnis katering hingga perbaikan jalan

Adapun bisnis yang dijalankan BUMDes Sungai Payang adalah katering, perbaikan jalan Dusun Kuntab - Kelesan (4 km), inovasi air bersih melalui Water Treatment Plant (WTP) dan Pompa Hydram dari void pascatambang dan pembangunan gedung kantor Desa.
Mengacu pada Good Mining Practice (GMP), inisiatif itu mendukung SDG 6 dan SDG 8, serta meraih penghargaan nasional berkat dukungan Kementerian Desa dan masyarakat.
2. BUMDes Sungai Payang serap lebih dari 240 tenaga kerja

Yandri mengatakan, kesuksesan BUMDes Sungai Payang merupakan hasil kolaborasi dengan pihak ketiga yaitu, PT Multi Harapan Utama (MHU).
“Saya bangga sekali kantor desanya sangat megah, kokoh, indah. Itu kenapa bisa terjadi? Karena ada kolaborasi antara desa sama pihak ketiga yaitu pihak perusahaan PT Multi Harapan Utama,” ujar Yandri dikutip dari keterangannya, Senin (9/12/2024).
Lebih lanjut, BUMDes Sungai Payang juga menyerap tenaga kerja lebih dari 240 orang, dan disebut sebagai desa maju.
“BUMDesnya terbaik. Jadi Sungai Payang pastinya akan jadi cerita baik saya, menjadi desa yang kita banggakan ke desa-desa lain, karena 75 ribu desa di Indonesia ini belum banyak yang maju atau sehebat Sungai Payang ini," kata Yandri.
3. Desa Lung Anai jadi sentra kakao

Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Lung Anai, Yandri melihat keberhasilan desa yang menjadi sentra kakao. Kebun kakao di Desa Lung Anai luasnya 2 hektare (ha), dan dirancang sebagai pusat pelatihan dan pembinaan bagi petani kakao setempat, sekaligus menjadi sumber utama bahan baku untuk produk-produk cokelat desa.
Yandri melihat langsung proses pengolahan bahan mentah kakao menjadi produk cokelat batangan dan kemasan yang telah bersertifikat halal. Yandri juga juga menyerahkan sertifikat izin produksi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kepada pengelola Rumah Cokelat di Desa Lung Anai, agar produk dari desa bisa bersaing di pasar yang lebih luas.
“Ini sungguh luar biasa, sangat saya apresiasi BUMDes Lung Anai ini sudah menggerakan ekonomi. Saya lihat karyawannya banyak, belum lagi petaninya pasti diuntungkan, kemudian orang-orang akan semakin mengenal Desa Lung Anai. Inti pokoknya kalau ada peluang di desa itu tolong di maksimalkan,” tutur Yandri.
Desa Lung Anai juga bekerja sama dengan MHU. Oleh sebab itu, Yandri mengingatkan dalam upaya menyukseskan desa, perlunya kerja sama dengan swasta seperti MHU.
Yandri mengatakan, Desa Lung Anai dan Desa Sungai Payang telah menjadi model kolaborasi lintas sektor yang sukses, dengan potensi direplikasi di wilayah lain untuk membangun desa yang mandiri dan sejahtera.