Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Modal Asing Rp2,84 Triliun Kabur dari Pasar Keuangan RI dalam Sepekan

Ilustrasi uang tunai rupiah (pixabay.com/Mohamad Trilaksono)
Intinya sih...
  • Investor asing mencatat penjualan bersih Rp2,84 triliun di Indonesia, dengan penjualan bersih Rp4,47 triliun di pasar saham dan pembelian bersih Rp4,37 triliun di pasar SBN.
  • Pada 10 Oktober 2024, investor asing telah mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp46,68 triliun di pasar saham, Rp41,19 triliun di pasar SBN, dan Rp193,51 triliun di SRBI.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melaporkan selama periode 7-10 Oktober 2024, investor asing (nonresiden) secara keseluruhan mencatat penjualan bersih (neto) atas instrumen keuangan di Indonesia sebesar Rp2,84 triliun.

Rincian dari transaksi tersebut menunjukkan di pasar saham, nonresiden melakukan penjualan bersih sebesar Rp4,47 triliun. Namun, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), mereka mencatat pembelian bersih sebesar Rp4,37 triliun.

"Dan jual neto sebesar Rp2,73 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, dikutip Sabtu (12/10/2024).

1. Data transaksi instrumen keuangan oleh asing

ilustrasi uang rupiah (pixabay.com/Iqbal Nuril Anwar)

Berdasarkan data hingga 10 Oktober 2024, BI melaporkan sepanjang 2024, investor asing telah mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp46,68 triliun di pasar saham, Rp41,19 triliun di pasar SBN, dan Rp193,51 triliun di SRBI.

Sementara itu, pada semester II-2024, nonresiden juga mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp46,33 triliun di pasar saham, Rp75,15 triliun di pasar SBN, dan Rp63,16 triliun di SRBI.

2. Perkembangan imbal hasil SBN Indonesia

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

BI melaporkan pada Kamis (10/10/2024), yield (imbal hasil) SBN Indonesia bertenor 10 tahun mengalami kenaikan menjadi 6,67 persen.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 102,99, sementara yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) bertenor 10 tahun juga naik menjadi 4,062 persen.

Namun, pada Jumat pagi (11/10/ 2024), yield SBN 10 tahun kembali turun menjadi 6,65 persen selama minggu kedua Oktober 2024.

3. Terjadi peningkatan risiko kredit Indonesia

default-image.png
Default Image IDN

Dalam laporannya, BI mencatat premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia bertenor 5 tahun pada 10 Oktober 2024 naik menjadi 68,30 basis poin (bps), dibandingkan 67,25 bps pada 4 Oktober 2024. Kenaikan premi CDS mencerminkan peningkatan risiko kredit negara.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ucap Ramdan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us