Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno meyakini bergabung ke BRICS akan membawa peluang investasi yang besar. (Dok. MPR RI)

Intinya sih...

  • Indonesia bergabung dengan BRICS untuk mendapatkan investasi infrastruktur dan energi terbarukan.
  • Bergabung ke BRICS merupakan langkah strategis diplomasi Presiden Prabowo untuk memperluas pengaruh Indonesia di level global.

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, meyakini, bergabungnya Indonesia dengan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) memberikan peluang investasi sekaligus pendanaan proyek pemerintah mulai dari infrastruktur hingga energi terbarukan. 

“Kita tentu tidak bisa selamanya tergantung pada investasi dari OECD dan aliansi Amerika Serikat-Jepang. Bergabung ke BRICS memberikan Indonesia peluang untuk mendapatkan lebih banyak investor di negara-negara yang ekonominya tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Eddy Soeparno di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Eddy mengatakan, salah satu pendanaan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia saat ini terkait transisi energi baru terbarukan (EBT). 

“Salah satu pendanaan yang dibutuhkan saat ini adalah untuk membiayai transisi menuju energi terbarukan. Ada peluang alih teknologi (transfer of knowlede) juga dari spesialisasi negara-negara BRICS seperti digitalisasi di India maupun teknologi di China,” kata Eddy.

1. Prabowo disebut berupaya jalankan konstitusi

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyebut PPN 12 persen bagian amanat UU. (IDN Times/Amir Faisol)

Eddy menilai, bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan langkah strategis diplomasi Presiden Prabowo untuk memperluas sekaligus meningkatkan pengaruh Indonesia di level global.

“Bergabung ke BRICS merupakan langkah strategis sekaligus pilihan kebijakan yang tepat agar posisi Indonesia semakin kuat dan diperhitungkan baik oleh negara-negara aliansi Amerika Serikat dan Eropa Barat dan juga oleh negara-negara yang tergabung dalam BRICS,” kata dia.

Menurutnya, Presiden Prabowo telah berupaya menjalankan amanat konstitusi untuk menjalankan politik bebas-aktif dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional.

“Seperti yang disampaikan Bung Hatta, 'mendayung di antara dua karang,' maka yang dilakukan Presiden Prabowo adalah sepenuhnya berpihak kepada kepentingan nasional dan tidak berpihak pada salah satu blok kekuatan politik global,” tutur dia. 

2. Indonesia butuh pendanaan EBT

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyebut PPN 12 persen bagian amanat UU. (IDN Times/Amir Faisol)

Waketum PAN ini meyakini bergabung ke BRICS merupakan langkah strategis untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 7 sampai 8 persen.

Menurut Eddy, salah satu peluang Indonesia ketika bergabung ke BRICS adalah memperluas pasar ekspor. Apalagi saat ini anggota BRICS sudah mencakup negara-negara emerging market di Timur Tengah dan secara akumulasi mencapai 40 persen lebih populasi dunia.

“Kalau bicara proporsi ekonomi negara-negara BRICS, maka ada peningkatan signifikan dari tahun 1995 hanya 17 persen meningkat tajam mencapai lebih dari 30 persen di tahun 2022," kata dia.

Selain itu, kata dia, Indonesia akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan posisi tawar di tengah meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

"Ini peluang untuk mendapatkan pasar alternatif sekaligus meningkatkan posisi tawar di tengah meningkatnya perang dagang China dan AS,” kata dia.

3. Brasil umumkan Indonesia jadi anggota BRICS

Pertemuan BRICS di Kazan, Rusia. (Instagram.com/sugiono_56)

Diberitakan, Kementerian Luar Negeri Brasil mengumumkan, Indonesia telah menjadi anggota terbaru dari BRICS.

"Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, telah menjadi anggota baru BRICS,” sebut pernyataan Kemlu Brasil, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (7/1/2025).

"Indonesia berbagi dukungan dengan anggota kelompok lainnya untuk reformasi lembaga tata kelola global dan berkontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di negara-negara berkembang, isu-isu prioritas bagi kepresidenan Brasil di BRICS,” lanjut pernyataan itu.

Editorial Team