Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kekurangan Dana, Palang Merah Pangkas Anggaran dan 2.900 Pekerjaan

Palang Merah
Palang Merah (unsplash.com/Donald Giannatti)
Intinya sih...
  • ICRC memangkas 2.900 posisi pekerjaan di seluruh dunia sebagai bagian dari restrukturisasi terbesar selama sepuluh tahun terakhir.
  • Anggaran bantuan ICRC turun 17 persen menjadi 1,8 miliar franc Swiss (Rp37,1 triliun) karena defisit bantuan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  • Krisis keuangan global di sektor bantuan muncul akibat donatur besar mengalihkan prioritas ke pertahanan, termasuk langkah Amerika Serikat di bawah kebijakan America First.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memangkas anggaran 2026 sebesar 17 persen menjadi 1,8 miliar franc Swiss (Rp37,1 triliun). Seiring dengan itu, ICRC berencana memangkas 2.900 posisi pekerjaan secara global, termasuk di markas pusatnya, Jenewa.

Kebijakan ini merupakan bagian dari penyesuaian besar organisasi guna tetap menjalankan misi kemanusiaannya di tengah tantangan pendanaan yang kian berat. Pemangkasan anggaran diumumkan pada Jumat (21/11/2025).

1. Pemangkasan 2.900 posisi kerja pada 2026

ICRC akan memangkas 2.900 posisi pekerjaan di seluruh dunia sebagai bagian dari restrukturisasi terbesar selama sepuluh tahun terakhir. Jumlah tersebut setara dengan 15 persen dari total pekerja mereka yang berjumlah 18.500 orang, termasuk 200 pekerja di markas besar Jenewa.

“Kami terpaksa menghadapi pilihan sulit untuk memastikan bantuan kemanusiaan vital tetap berjalan bagi mereka yang paling membutuhkan,” kata Presiden ICRC, Mirjana Spoljaric, dilansir Reuters.

Pemotongan ini juga akan dicapai melalui pengunduran diri sukarela maupun pengosongan posisi yang tidak diisi kembali. Prioritas lembaga akan difokuskan ke operasi di garis depan konflik seperti Sudan, Ukraina, Israel, Palestina, dan Republik Demokratik Kongo.

“Kami tetap berkomitmen hadir di negara-negara dengan konflik terparah,” ujar Spoljaric.

Pengoperasian ICRC di lebih dari 90 negara tetap berjalan demi membantu korban perang dan warga sipil.

2. Anggaran bantuan ICRC turun 17 persen

ICRC mengumumkan pemotongan anggaran 2026 sebesar 17 persen menjadi 1,8 miliar franc Swiss (Rp37,1 triliun), sebagai bagian dari penyesuaian terhadap defisit bantuan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sumber utama masalah ini adalah pergeseran fokus donatur besar seperti AS dan Inggris ke arah belanja pertahanan dan kebijakan nasional mereka.​

“Realitas keuangan memaksa kami mengambil keputusan sulit agar bantuan mendesak tetap tersalurkan bagi mereka yang sangat membutuhkan,” kata Spoljaric, dilansir Al Jazeera.

Satu per tiga dari pemangkasan pekerjaan dijalankan melalui pengunduran diri sukarela atau posisi yang dikosongkan tanpa diisi kembali.

3. Dampak krisis donatur global terhadap bantuan

ICRC menjelaskan bahwa krisis keuangan global di sektor bantuan muncul akibat donatur besar mengalihkan prioritas ke pertahanan, termasuk langkah Amerika Serikat di bawah kebijakan America First yang membekukan serta memotong sebagian besar kontrak bantuan multiyears. Organisasi mengakui, jumlah konflik meningkat dan kebutuhan bantuan melonjak, namun kapasitas pendanaan belum mampu mengikutinya.​

“Tidak ada jumlah pendanaan kemanusiaan yang dapat mengimbangi intensitas atau skala konflik saat ini,” ungkap Spoljaric.

Posisi ICRC sebagai mediator netral di tengah konflik dan pengelola transfer tahanan tetap dipertahankan kendati anggaran berkurang.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

3 Nasihat Investasi Pensiun dari Warren Buffett, Penting Diterapkan!

23 Nov 2025, 16:38 WIBBusiness