Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa (13/6/2023).
Mengutip RTI, nilai tukar rupiah melemah 29 poin atau 0,2 persen ke Rp14.872 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini. Hingga pukul 09.10 WIB, kurs rupiah masih melemah 31 poin atau 0,21 persen ke Rp14.874.
Pada penutupan perdagangan Senin, (12/6/2023), kurs rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen ke level Rp14.855 per dolar AS.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan penguatan dolar AS didorong oleh prediksi inflasi di Negeri Paman Sam menurun.
"Naiknya ekspektasi ini karena pelaku pasar memperkirakan data inflasi konsumen bulan Mei, yang akan dirilis malam ini, akan menunjukan penurunan ke angka 4,1 persen dari sebelumnya 4,9 persen," kata Ariston kepada IDN Times.
Dikarenakan inflasi kemungkinan menurun, pasar optimistis Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) tak akan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) 14-15 Juni 2023 besok.
"Dengan menurunnya inflasi ini artinya tekanan untuk menaikan suku bunga acuan untuk menurunkan inflasi berkurang," ucap Ariston.
Hal senada juga disampaikan oleh Analis Pasar Uang, Lukman Leong. Namun, menurutnya pelaku pasar juga masih menanti keputusan tersebut, sebelum akhirnya bergerak lebih jauh.
"Rupiah diperkirakan akan bergerak datar dengan kecenderungan melemah investor wait and see menantikan data inflasi AS malam ini dan FOMC besok," kata Lukman.
Atas dasar faktor-faktor tersebut, Ariston memprediksi kurs rupiah melemah terhadap dolar AS hari ini.
"Potensi ke arah Rp14.830, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.900," ucap Ariston.