Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pascapilpres, Kebijakan Moneter BI Perlu Ditinjau Ulang

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta, IDN Times - Peneliti INDEF M Rizal Taufikurrahman mengatakan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pasca-Pilpres 2019 perlu ditinjau ulang. BI mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00 persen.

"BI tetap bertahan di suku bunga sebesar 6 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility 6,75 persen. Keputusan tersebut perlu dilihat lagi dampaknya terhadap kinerja ekonomi," ungkapnya.

1. Kebijakan moneter akan berdampak pada kinerja investasi hingga mikro

Pixabay.com/Rawpixel
Pixabay.com/Rawpixel

Menurut Rizal, kebijakan moneter akan berdampak pada kinerja investasi, kinerja industri, UKM dan mikro. Dia menyebut, BI tampak mengejar stabilitas pasar uang tanpa melihat efisiensi produksi dan kinerja sektor riil.

"Seharusnya BI mempertimbangkan dampak ke sektor riil yang notabene akan mendorong produktivtas industri yang sudah tentu memberikan nilai tambah terhadap GDP nasional. Apalagi target GDP tahun ini 5,3 persen. Artinya, didorong dari sektor riil," kata Rizal.

2. Penyesuaian suku bunga jadi hal mendesak

ilustrasi rupiah (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ilustrasi rupiah (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Rizal mengatakan, kebijakan moneter yang ekspansif dengan penyesuaian suku bunga menjadi hal mendesak. Selain itu, harus diimbangi juga dengan kebijakan fiskal yang saling mendukung.

"Harapannya efektivitas kebijakan moneter yang ditetapkan BI menjadi efektif," katanya.

3. Keputusan BI perlu ditinjau ulang

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018). Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018). Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Oleh karena itu, lanjut Rizal, keputusan BI tentang kebijakan moneter tersebut perlu ditinjau ulang, apakah menggairahkan kinerja sektor riil atau sebaliknya.

"Utamanya terhadap investasi yang semakin membaik. Apalagi tahun ini adalah tahun yang sangat tergantung pada sektor riil untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi sesuai target APBN2019, yaitu 5,3 persen," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us