Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemakaian Listrik Hijau Sulit Capai Target Imbas Jaringan Terbatas

PT PLN (Persero) segera mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dengan kapasitas 1,3 Mega Wattpeak (MWp) yang terletak di Desa Parak Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar. (web.pln.co.id)
Intinya sih...
  • Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebut keterbatasan jaringan transmisi sebagai hambatan utama pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
  • Pemerintah targetkan pembangunan infrastruktur listrik sepanjang 47.758 km untuk menghubungkan sumber EBT ke pusat konsumsi listrik dalam satu dekade mendatang.

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyatakan keterbatasan jaringan transmisi menjadi hambatan utama dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Dia mengungkapkan, meski pemerintah telah menetapkan target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025, realisasinya hingga saat ini baru mencapai 15-16 persen. Hal tersebut disebabkan belum tersedianya infrastruktur jaringan yang memadai untuk menghubungkan sumber-sumber EBT ke pusat-pusat konsumsi listrik.

"Kita harusnya target (EBT) 23 persen, sekarang baru 15-16 persen. Kita semua sudah programkan EBT, tetapi ternyata tidak ada jaringannya. Ini yang membuat masalah besar," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).

1. Targetkan pembangunan 47 ribu km jaringan listrik

Ilustrasi petugas PLN mengecek jaringan listrik. (Dok. PLN UID Sulselrabar)

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur listrik yang mencakup transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) secara bertahap dalam satu dekade mendatang. Jaringan tersebut akan menghubungkan listrik dari pembangkit EBT ke gardu induk PLN dan selanjutnya disalurkan melalui jaringan distribusi ke pelanggan.

Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan itu dirancang untuk mempermudah interkoneksi pembangkit EBT hingga ke rumah tangga, termasuk di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.

2. Rincian pembangunan jaringan listrik di setiap wilayah

Ilustrasi petugas PLN yang sedang melakukan pengecekan jaringan listrik di IKN. Foto PLN

Dari total pembangunan yang direncanakan, regional Jawa, Madura, dan Bali sepanjang 13,9 ribu kms. Diikuti Sumatra 11,2 ribu kms, Kalimantan 9,8 ribu kms, Sulawesi 9,0 ribu kms, serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara 3,9 ribu kms.

Selain itu, pembangunan gardu induk direncanakan mencapai kapasitas 107.950 mega volt ampere (MVA) di seluruh Indonesia. Pembangunan infrastruktur penyaluran ketenagalistrikan itu diproyeksikan membuka peluang investasi senilai Rp565,3 triliun.

Pemerintah juga mencatat potensi lapangan kerja hingga 881.132 tenaga kerja, mencakup sektor manufaktur, konstruksi, operasi, pemeliharaan transmisi, gardu induk, dan distribusi.

3. Pembangunan jaringan listrik harus minimalkan impor

Ilustrasi personel PLN dalam memperbaiki jaringan listrik. Dok PLN

Dia menekankan pentingnya memaksimalkan penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam pembangunan transmisi dan gardu induk guna meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja.

"Ini opportunity bagus supaya kita mengamankan TKDN kita. Jangan pasar besar dikasih untuk luar negeri, harus dalam negeri," ucap Bahlil.

Mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menyebut, peluang besar seperti itu sebaiknya dimanfaatkan untuk memperkuat pasar dalam negeri, bukan diberikan kepada pihak luar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us