Pemprov Jateng Raih Penghargaan Pioneer of Economic Empowerment

- Realisasi investasi di Jateng mencapai Rp66,13 triliun, 84,42 persen dari target tahunan penanaman modal.
- Capai 5,37 persen pertumbuhan ekonomi, lebih tinggi dari capaian nasional yang tumbuh 5,04 persen.
- Pemprov Jateng berkomitmen menjaga kepastian dan kenyamanan berusaha, memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri, serta menyediakan layanan perizinan yang cepat dan transparan.
Jakarta, IDN Times — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menerima penghargaan Pioneer of Economic Empowerment atau pelopor pemberdayaan ekonomi dalam ajang Indonesia Kita Award. Penghargaan itu diterima langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi di Yudhistira Grand Ballroom Patra Jasa Office Tower, Jakarta, Senin, (10/11/2025).
Pada kesempatan tersebut, Luthfi mengatakan bahwa penghargaan ini membuktikan bahwa langkah Pemprov Jateng dalam memperkuat investasi dan menciptakan lapangan kerja mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk media massa. Ia pun menegaskan, urusan investasi di Jawa Tengah terus diperkuat demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Peghargaan ini memberikan semangat bagi kami sebagai pemerintah dan seluruh stakeholder untuk meningkatkan investasi di Jawa Tengah," katanya.
1. Realisasi investasi di Jateng mencapai Rp66,13 triliun

Adapun berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, realisasi investasi di provinsi ini pada Januari-September 2025 mencapai Rp66,13 triliun atau 84,42 persen dari target tahunan penanaman modal.
Besaran investasi tersebut terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp29,27 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp36,86 triliun. Capaian ini, diikuti dengan serapan tenaga kerja sebanyak 326.462 pekerja, terbanyak nomor dua se pulau Jawa.
2. Capai 5,37 persen pertumbuhan ekonomi

Sejalan dengan hal itu, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu, 5 November 2025, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada Triwulan III (Juli-September) 2025 sebesar 5,37 persen secara year on year (YoY). Pertumbuhan itu lebih tinggi dari capaian nasional yang tumbuh 5,04 persen.
Jika dilihat secara kuartal ke kuartal, ekonomi Jawa Tengah tumbuh 1,12 Persen. Sementara, secara kumulatif, ekonomi Jawa Tengah sampai dengan Triwulan III 2025 tumbuh 5,21 Persen. Menurut Luthfi, capaian itu tak lepas dari upaya koloborasi dari berbagai stakeholder.
"Membangun suatu daerah itu tidak bisa mengandalkan APBD atau Pendapatan Asli Daerah (PAD), itu hanya 15 persen. Sedangkan 85 persen adalah investasi yang datangnya dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu provinsi Jawa Tengah mengedepankan pemerintahan kolaboratif," ujarnya.
3. Menjaga kepastian dan kenyamanan berusaha

Pemprov Jateng pun menurutnya akan terus berkomitmen menjaga kepastian dan kenyamanan berusaha, memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri, serta menyediakan layanan perizinan yang cepat, transparan, dan berbasis digital. Selain itu juga memastikan tersedianya sumber daya manusia yang kompeten melalui pelatihan vokasi, link and match antara pendidikan-industri, serta program peningkatan keterampilan bagi pencari kerja.
Luthfi pun terus mendorong pembangunan dan pengembangan kawasan industri. Saat ini ada tujuh kawasan industri eksisting, meliputi Kendal Industrial Park (KEK Kendal), Grand Batang City, Batang Industrial Park, Wijaya Kusuma Industrial Park, Jatengland Industrial Park, Kawasan Industri Candi, dan Bukit Semarang baru (BSB).
Tidak hanya itu, seluruh kepala daerah di Jawa Tengah juga didorong untuk membuka kawasan industri atau kawasan ekonomi baru untuk mendukung investasi di wilayah masing-masing. Beberapa daerah seperti Cilacap, Kebumen, Sragen, Semarang, dan lainnya sudah mulai menyiapkan lahan untuk kawasan industri atau kawasan ekonomi baru. (WEB)


















