Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengertian Elektrifikasi Pertanian, Jurus Capai Swasembada Pangan

Ilustrasi sawah. (dok. Kementan)
Ilustrasi sawah. (dok. Kementan)
Intinya sih...
  • Elektrifikasi pertanian adalah bentuk transformasi dalam memajukan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan nasional.
  • Elektrifikasi pertanian mendorong penggunaan listrik sebagai sumber energi utama untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha secara efisien dan berkelanjutan.
  • Electrifying agriculture menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis dengan penghematan biaya produksi.

Jakarta, IDN Times - Elektrifikasi pertanian atau electrifying agriculture adalah salah satu cara untuk peningkatan produksi pertanian dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.

Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori menjelaskan, elektrifikasi pertanian adalah bentuk transformasi dalam memajukan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan nasional, terutama di tengah tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga bahan bakar,” kata Defiyan dikutip Senin, (26/5/2025).

1. Tujuan elektrifikasi pertanian

ilustrasi petani di sawah (pexels.com/ Rosyid Arifin)
ilustrasi petani di sawah (pexels.com/ Rosyid Arifin)

Lebih lanjut, elektrifikasi pertanian mendorong penggunaan listrik sebagai sumber energi utama dalam berbagai aktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan, mulai dari irigasi, pengolahan hasil panen, smart farming hingga penyimpanan.

Tujuannya untuk untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha secara lebih efisien, modern, dan berkelanjutan.

2. Manfaat yang diperoleh dari elektrifikasi pertanian

ilustrasi petani Indonesia (pexels.com/Danang DKW)
ilustrasi petani Indonesia (pexels.com/Danang DKW)

Defiyan mengatakan, elektrifikasi pertanian terbukti dapat menghemat biaya produksi karena listrik lebih murah jika dibandingkan dengan harga bahan bakar minyak (BBM).

“Dengan demikian, penghematan tersebut dapat dialokasikan pada operasional lainnya sehingga produktivitas dapat meningkat,” tutur Defiyan.

Selama ini, paparnya, petani masih mengandalkan mesin berbahan bakar solar atau bensin untuk menyiram sawah, menggiling hasil panen, hingga mengangkut hasil pertanian.

“Electrifying agriculture menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Cukup dengan beralih ke pompa air listrik, traktor listrik, atau cold storage berbasis listrik, biaya bisa ditekan secara signifikan,” ujar Defiyan.

Hadirnya program elektifikasi agriculture juga mendukung petani dan peternak bisa memanfaatkan teknologi terbaru melalui smart farming.Dengan mekanisasi dan digitalisasi, visi sebagai petani dan peternak modern dapat diwujudkan.

“Dengan smart farming, jaringan listrik akan lebih efisien untuk mengairi sawah dengan mesin pompa air, memberantas hama dengan lampu penjebak hama, mengatur suhu ruangan ternak dan lahan yang memerlukan pengawasan intensif,” ujar Defiyan.

Menurutnya, manfaat elektrifikasi agriculture tak hanya terasa dari sisi teknis, tetapi juga berdampak positif pada keberlanjutan sosial dan lingkungan.

“Peralatan listrik umumnya lebih mudah dirawat, tidak bising, dan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah,” kata Defiyan.

3. Solusi buat program swasembada pangan

Dalam rangka mewujudkan misi swasembada pangan Perum Bulog Kanwil Jawa Barat  terus melakukan penyerahan Gabah Beras petani. (Dok. Bulog)
Dalam rangka mewujudkan misi swasembada pangan Perum Bulog Kanwil Jawa Barat terus melakukan penyerahan Gabah Beras petani. (Dok. Bulog)

Menurutnya, elektrifikasi pertanian bisa menjadi solusi untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan di Tanah Air yang digenjot Presiden Prabowo Subianto saat ini.

“Di sinilah elektrifikasi memainkan peran kunci, karena menjadi fondasi teknologi untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang selama ini menghambat produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan nasional,” kata Defiyan.

Defiyan juga menambahkan komitmen dan konsistensi kebijakan pemerintah melalui Kementerian/Lembaga terkait sangat dibutuhkan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai sasaran swasembada pangan dan energi berbasis potensi sumber daya alam (SDA) lokal tersebut.

Dalam jangka panjang, Defiyan meyakini dengan elektrifikasi akan memperkuat sistem pangan nasional agar lebih tahan terhadap berbagai guncangan global seperti krisis iklim, konflik geopolitik, hingga fluktuasi harga minyak.

“Ketika kita mengurangi ketergantungan terhadap BBM impor dan menggantinya dengan sistem berbasis listrik, kita sesungguhnya sedang menuju kemandirian yang telah lama menjadi cita-cita bangsa,” tutur dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Vadhia Lidyana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us