Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Perbedaan Kedai dan Cafe? Ini 5 Jawabannya!

ilustrasi cafe (pexels.com/Quark Studio)

Banyak orang mungkin pernah bertanya-tanya, apa sebenarnya perbedaan kedai dan cafe? Dua tempat ini memang terlihat mirip karena sama-sama menawarkan makanan dan minuman, tapi ada banyak aspek yang membuat keduanya punya identitas berbeda.

Di tengah berkembangnya tren nongkrong dan gaya hidup kuliner masa kini, pemahaman akan perbedaan ini jadi semakin penting. Buat kamu yang penasaran mana yang cocok untuk bersantai, kerja, atau sekadar makan kenyang, simak ulasan lengkap tentang perbedaan kedai dan cafe berikut ini.

1. Konsep kedai dan cafe dibentuk dari tujuan awal yang berbeda

ilustrasi kedai (unsplash.com/Adli Hadiyan Munif)

Konsep adalah fondasi utama dalam memahami perbedaan kedai dan cafe karena dari sinilah identitas sebuah tempat terbentuk. Kedai umumnya berfokus pada penyajian makanan pokok atau makanan utama dengan suasana yang lebih sederhana dan fungsional.

Sering kali, kedai hanya menyediakan meja dan kursi standar dengan desain interior minimalis yang tidak terlalu memperhatikan estetika visual. Tujuan utamanya jelas: menyediakan tempat makan yang nyaman untuk masyarakat umum.

Sebaliknya, cafe punya pendekatan yang lebih estetis dan personal. Banyak cafe sengaja dirancang agar tampak fotogenik dan "Instagramable", karena target pasarnya adalah anak muda yang suka bersosialisasi dan berbagi momen di media sosial. Tata letak tempat duduknya lebih fleksibel, dengan pilihan sofa empuk, meja panjang, hingga spot kerja individual. Konsep ini membuat cafe jadi tempat yang cocok buat nongkrong lama atau kerja remote sambil minum kopi. Ini jadi alasan kenapa cafe lebih sering dipilih untuk suasana santai dibanding kedai.

2. Jenis menu yang ditawarkan cafe dan kedai mencerminkan orientasi pengunjung

ilustrasi menu di cafe (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pilihan menu yang dijual juga jadi pembeda signifikan antara kedai dan cafe. Kalau kamu datang ke kedai, biasanya langsung disambut dengan daftar makanan berat seperti nasi goreng, mie ayam, soto, atau aneka lauk pauk yang mengenyangkan. Kedai memang didesain untuk menjadi tempat makan utama, di mana pengunjung bisa menikmati makanan pokok dengan harga terjangkau dan porsi memadai.

Cafe justru lebih menonjolkan sisi minuman dan camilan. Kopi dalam berbagai varian, teh dengan campuran unik, hingga kudapan seperti croissant, sandwich, atau brownies jadi andalan utama. Bahkan beberapa cafe menyajikan signature drink yang diracik langsung oleh barista profesional, sehingga punya nilai lebih dibanding kopi sachet biasa.

Ada juga cafe yang menghadirkan menu fusion atau makanan ringan modern, yang cocok dikonsumsi sambil kerja atau ngobrol bareng teman. Perbedaan kedai dan cafe dalam aspek menu ini sangat mencolok karena menyangkut kebutuhan utama pengunjungnya.

3. Suasana cafe dan kedai bisa menentukan waktu kunjungan dan durasi pengunjung

ilustrasi kedai (unsplash.com/Indira Tjokorda)

Suasana menjadi salah satu daya tarik yang membuat orang memilih kedai atau cafe untuk berkunjung. Kedai biasanya memiliki ritme kunjungan cepat. Pengunjung datang, pesan makanan, makan, lalu pergi. Maka dari itu, suasana di kedai cenderung lebih sibuk dan cepat berganti pelanggan. Tempatnya memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi utama, bukan untuk bersantai terlalu lama.

Beda halnya dengan cafe, suasananya lebih tenang, cozy, dan mengundang pengunjung untuk berlama-lama. Bahkan, banyak cafe menyediakan colokan listrik dan WiFi cepat karena tahu pelanggannya ingin bekerja, belajar, atau sekadar santai berjam-jam sambil menyeruput kopi hangat. Musik yang diputar pun disesuaikan agar tetap nyaman di telinga dan tidak mengganggu konsentrasi. Jadi, kalau kamu cari tempat buat healing sejenak, cafe bisa jadi opsi terbaik dibanding kedai.

4. Harga yang ditawarkan mencerminkan segmentasi pasar

ilustrasi harga menu di cafe (unsplash.com/Junaid Rahim)

Bicara soal harga, perbedaan kedai dan cafe juga cukup kentara. Di kedai, kamu bisa menemukan makanan berat dengan harga yang lebih ramah di kantong, mulai dari belasan ribu hingga dua puluhan ribu rupiah. Kedai memang ditujukan untuk masyarakat umum dari berbagai latar belakang, sehingga harga yang ditawarkan lebih universal dan menjangkau banyak kalangan.

Sementara itu, harga di cafe relatif lebih tinggi meskipun porsi makanannya lebih kecil. Ini karena cafe menjual pengalaman, bukan sekadar produk. Dari segi pelayanan, suasana, hingga kualitas bahan yang dipakai, semuanya menjadi bagian dari paket harga tersebut.

Beberapa cafe bahkan menawarkan menu eksklusif dengan harga premium karena segmentasi pasar mereka lebih menyasar kalangan menengah ke atas atau pekerja urban. Jadi jangan heran kalau minuman kopi di cafe bisa mencapai dua kali lipat harga makan siang di kedai.

5. Lokasi dan target pengunjung jadi strategi penempatan kedai atau cafe

ilustrasi cafe (pexels.com/Leopold Biget)

Letak dimana lokasi kedai dan cafe berada juga menunjukkan bagaimana perbedaan keduanya gar bisa diterapkan secara strategis. Kedai bisa kamu temukan di mana saja, mulai dari pinggir jalan, dekat permukiman, pasar tradisional, sampai gang sempit di kota kecil. Alasannya jelas: kedai menyasar masyarakat luas yang membutuhkan tempat makan cepat dan praktis. Lokasinya dipilih berdasarkan aksesibilitas, bukan prestige.

Cafe sebaliknya, lebih selektif dalam memilih lokasi. Mayoritas cafe berada di pusat kota, dekat kampus, kawasan perkantoran, atau daerah elit yang memang memiliki daya beli tinggi. Beberapa cafe bahkan hadir di dalam hotel bintang lima atau pusat perbelanjaan kelas atas demi menjaga eksklusivitas brand mereka.

Lokasi ini juga berfungsi sebagai bagian dari identitas cafe itu sendiri karena sering kali menjadi daya tarik visual dan tempat foto-foto pelanggan. Jadi, lokasi juga berperan penting dalam membentuk pengalaman pengunjung terhadap kedua jenis tempat ini.

Masing-masing tempat punya karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan, preferensi, dan gaya hidup masyarakat yang beragam. Saat kamu ingin makan kenyang dan cepat, kedai bisa jadi pilihan ideal. Tapi kalau kamu cari tempat santai, nyaman, dan bisa sambil kerja, maka cafe akan terasa lebih pas. Memahami perbedaan kedai dan cafe bukan cuma soal gaya hidup, tapi juga soal bagaimana kamu bisa memilih tempat yang sesuai dengan kebutuhanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us