Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Perbedaan Utama Amortisasi dan Depresiasi, yuk Kenali!

ilustrasi menghitung (pexels.com/RODNAE Productions)

Jakarta, IDN Times - Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki aset yang menjadi bagian terpenting dari perusahaan. Aset tersebut harus dijaga dengan baik karena nilainya mudah berubah dan bisa mengalami penyusutan. Penyusutan aset perusahaan disebut sebagai amortisasi, namun juga bisa disebut depresiasi.

Menurut Investopedia, amortisasi adalah teknik akuntansi yang digunakan secara berkala untuk menurunkan nilai buku pinjaman atau aset tidak berwujud selama periode waktu tertentu. Sedangkan, depresiasi diartikan sebagai proses pengurangan total biaya dari aset-aset tetap yang dibeli oleh perusahaan.

Dikutip dari glints, berikut beberapa perbedaan dari amortisasi dan depresiasi dalam dunia bisnis.

1. Jenis aset yang diperhitungkan

Ilustrasi aset. (Dok. IDN Times)

Perbedaan pertama yakni dari jenis aset yang dihitung. Umumnya, amortisasi menerapkan dan membebankan biayanya dari aset tidak berwujud, seperti copyright dan hak paten.

Sementara itu, depresiasi menggunakan aset tetap mereka, seperti gedung, mesin, dan peralatan kantor.

2. Metode perhitungan

www.pexels.com

Perhitungan amortisasi hampir selalu dilakukan dengan metode dasar garis lurus atau straight line basis. Penggunaan metode ini akan mendorong sistem alokasi beban biaya yang totalnya selalu dianggarkan setiap tahun dengan jumlah nilai sama.

Sebaliknya, perhitungan depresiasi menerapkan metode perhitungan yang dipercepat atau accelerated basis method. Hal itu akan membuat penyusutan yang diakui selama periode pelaporan sebelumnya lebih banyak daripada periode pelaporan mendatang.

3. Proses perhitungan

ilustrasi menghitung anggaran (Pixabay.com/StevePb)

Perbedaan terakhir, yaitu proses perhitungan amortisasi lazimnya dilakukan tanpa memasukkan nilai sisa atau salvage value. Itu disebabkan karena manfaat aset tidak berwujud dianggap sudah habis dan tidak memiliki nilai jual lagi.

Di sisi lain, karena memiliki nilai sisa, aset tetap biasanya lebih memungkinkan dimasukkan dalam proses perhitungan penyusutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
Jumawan Syahrudin
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us