Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PGE & Pertagas Sinergi Kembangkan Hidrogen Hijau

ilustrasi gedung Pertamina (dok. Pertamina)
Intinya sih...
  • PGE dan Pertagas menjalin sinergi dalam pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau untuk mendukung dekarbonisasi nasional.
  • PGE memiliki kapasitas besar dalam menyediakan listrik rendah emisi dari energi panas bumi, yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau dan amonia hijau.
  • Pertagas memiliki peran penting dalam penyimpanan dan distribusi hidrogen hijau melalui jaringan pipa transmisi gasnya.

Jakarta, IDN Times - Dalam upaya mendukung dekarbonisasi dan transisi energi nasional, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) resmi menjalin sinergi dalam pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Joint Study Agreement yang bertujuan untuk memanfaatkan energi panas bumi sebagai sumber daya utama dalam produksi bahan bakar hijau.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan bahwa kolaborasi ini akan semakin mempercepat pengembangan potensi energi panas bumi di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam transisi energi nasional.

"Sinergi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih. Pengembangan energi panas bumi merupakan langkah strategis dalam mewujudkan swasembada energi nasional serta mendukung upaya dekarbonisasi industri dan transisi energi di Pertamina Group," ujar Julfi dalam pernyataan resminya yang diterima IDN Times, Minggu (9/2/2025).

Kolaborasi ini tidak hanya mendukung agenda energi bersih, tetapi juga memperkuat posisi Pertamina Group sebagai pemimpin dalam pengembangan energi hijau di Indonesia. Berikut adalah tiga aspek utama dari kerja sama strategis ini.

1. Energi panas bumi untuk hidrogen hijau

Jajaran Direksi PT Pertamina, Pertamina NRE, PGN, PGE, dan Pertagas setelah menandatangani Joint Study Agreement (Dok Pertamina)

Sebagai bagian dari Pertamina Group yang fokus pada energi panas bumi, PGE memiliki kapasitas besar dalam menyediakan listrik rendah emisi. Dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas panas bumi di Indonesia.

Energi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen hijau dan amonia hijau, yang dapat digunakan oleh berbagai sektor industri dan transportasi guna mengurangi emisi karbon.

Melalui studi ini, PGE juga akan mengeksplorasi berbagai teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi hidrogen hijau, termasuk pemanfaatan elektrolisis berbasis energi panas bumi.

2. Infrastruktur energi bersih dari Pertagas

Kiri ke kanan Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Direktur Utama PGE, Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina, Direktur Utama Pertagas, dan Direktur Proyek dan Opera (Dok. Pertamina)

Sebagai perusahaan yang memiliki jaringan infrastruktur gas terbesar di Indonesia, Pertagas memiliki peran penting dalam penyimpanan dan distribusi hidrogen hijau. Dengan jaringan pipa transmisi gas sepanjang 2.930 km, Pertagas dapat memfasilitasi penyaluran bahan bakar hijau ini ke berbagai sektor industri, baik domestik maupun untuk ekspor.

Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal dalam membangun infrastruktur energi hijau yang lebih luas. Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini akan membuka peluang bisnis baru bagi kedua perusahaan.

"Sebagai bagian dari Pertamina Group, Pertagas siap berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur yang mendukung ekosistem energi hijau. Kolaborasi dengan PGE ini merupakan langkah penting untuk memulai upaya memasok hidrogen hijau dan amonia hijau ke pasar domestik maupun ekspor,” ujar Gamal.

Dengan adanya sinergi ini, Pertagas akan mengembangkan skema bisnis yang mendukung penyimpanan dan transportasi hidrogen hijau, memastikan bahwa energi bersih ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai industri.

3. Menuju net zero emission 2060

Kiri ke kanan Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Direktur Utama Pertagas, Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina, Direktur Utama PGE, dan Direktur Proyek dan Opera (Dok Pertamina)

Kolaborasi antara PGE dan Pertagas ini merupakan bagian dari strategi Pertamina Group dalam mendukung transisi energi nasional dan mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) pada tahun 2060. Pemanfaatan energi panas bumi untuk produksi hidrogen hijau sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), A. Salyadi Saputra, menekankan bahwa kolaborasi ini akan menjadi landasan bagi Pertamina dalam membangun pusat energi hijau (green energy hub). Menurutnya, sinergi ini dapat menjadikan Pertamina sebagai pemain utama dalam sektor energi hijau. 

"Kolaborasi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau serta menjadi landasan bagi Pertamina dalam membangun green energy hub. Saat ini, belum ada pemain dominan di energi hijau. Dengan membawa mandat mewujudkan ketahanan energi dan hilirisasi industri, Pertamina berpeluang menjadi pemain utama energi hijau," ujarnya.

Setelah tahap studi teknis ini selesai, PGE dan Pertagas akan melanjutkan ke studi kelayakan guna meninjau aspek investasi, pengembangan skema bisnis, serta pemilihan teknologi yang tepat. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat implementasi energi hijau di Indonesia dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Farid Kurniawan
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us