PR buat Purbaya Yudhi, Menkeu Baru Pengganti Sri Mulyani

- Pergantian Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa harus satu nafas dengan kebijakan Prabowo
- Purbaya perlu membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sebagai pengganti Sri Mulyani
- Purbaya diharapkan dapat memperdalam pemahaman soal kondisi fiskal Indonesia yang memburuk
Jakarta, IDN Times - Kepala Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa diangkat menjadi Menteri Keuangan (Menkeu), gantikan Sri Mulyani Indrawati.
Purbaya dilantik di Istana Merdeka sore ini, Senin (8/9/2025). Pergantian posisi Menkeu menjadi sorotan di tanah air, mengingat Sri Mulyani telah mengisi jabatan tersebut selama lebih dari 15 tahun.
Sri Mulyani pernah menjadi Menkeu di masa pemerintahan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 5 tahun; di masa pemerintahan Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun; dan di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto selama 10 bulan.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal dan Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan; ada beberapa pekerjaan rumah (PR) untuk Purbaya sebagai pengganti Sri Mulyani.
1. Harus satu nafas dengan Prabowo

Faisal mengatakan, pergantian Sri Mulyani sudah lama diisukan terjadi. Dia mengatakan, pengganti Sri Mulyani, yakni Purbaya harus satu nafas dengan kebijakan-kebijakan Prabowo.
"Pak Presiden memang perlu harus bekerja dan memilih orang-orang yang memang bisa satu nafas, satu sinergi dengan kebijakan beliau," ucap Faisal kepada IDN Times.
2. Harus bangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

Menurut Faisal, Sri Mulyani merupakan sosok yang dipercaya pelaku usaha, pelaku pasar, dan memiliki jaringan yang luas melihat sepak terjangnya.
Faisal mengatakan, pergantian Sri Mulyani akan berdampak besar bagi pelaku pasar. Oleh sebab itu, Purbaya harus berupaya membangun kepercayaan masyarakat bahwa pergantian ini baik.
"Ya membuktikan membawa dampak yang baik membangun kepercayaan yang lebih kepada pemerintah. Dan itu yang kerja keras yang harus dilakukan ya," ujar Faisal.
3. Purbaya harus perdalam pemahaman soal Fiskal

Di sisi lain, Anthony mengatakan belakangan kondisi fiskal Indonesia memburuk. Oleh sebab itu, dia menekankan Menkeu baru harus memahami kondisi ekonomi dan fiskal Indonesia.
"Semoga Menteri Keuangan yang baru dapat memperbaiki kondisi fiskal yang memburuk ini. Meskipun pengalaman dan reputasinya dalam bidang fiskal belum terbukti," ucap Anthony.