Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo Bakal ke Rusia, Teken Kerja Sama Ekonomi dengan 5 Negara

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Rabu (31/7/2024). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)
Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Rabu (31/7/2024). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)
Intinya sih...
  • Prabowo Subianto kunjungi Rusia pada Juni 2025
  • Kunjungan dilakukan demi melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan EAEU
  • Indonesia ajukan permohonan bergabung dengan CPTPP
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto direncanakan melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia pada Juni 2025. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk menandatangani perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).

"Jadi, Bapak Presiden akan berkunjung ke Rusia di bulan Juni. Diharapkan pada kunjungan tersebut principle agreementnya sudah bisa ditandatangani," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Rabu (19/3/2025).

1. Indonesia-Rusia gelar sidang komite bersama 14-15 April

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Rabu (31/7/2024). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)
Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Rabu (31/7/2024). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Airlangga menjelaskan, sebelum kunjungan Prabowo, Indonesia dan Rusia akan mengadakan sidang komite bersama pada 14-15 April 2025 untuk merampungkan FTA EAEU.

EAEU mencakup lima negara yang terdiri dari Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan. Airlangga menyebutkan dari 15 bab perjanjian, 14 di antaranya telah selesai dibahas.

"Nah, ini kami berharap pada saat itu bisa menyimpulkan Eurasia Economic Union FTA," ujar Airlangga.

2. Prabowo bahas perundingan I-EU CEPA yang sisakan dua isu

Presiden Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan Menko Pangan Zulkifli Hasan (kiri) memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Presiden Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan Menko Pangan Zulkifli Hasan (kiri) memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Airlangga juga melaporkan kepada Prabowo mengenai perkembangan terkini perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

"Tinggal dua isu tadi saya laporkan yang terkait dengan bea ekspor dan perizinan impor. Keduanya kami sudah laporkan ke Pak Presiden," paparnya.

3. Pengajuan aksesi Indonesia ke CPTPP juga dibahas

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Airlangga juga melaporkan mengenai Indonesia yang telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

CPTPP saat ini terdiri dari 12 negara anggota, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura, Vietnam, dan Inggris. Inggris resmi bergabung pada Desember 2024, menjadikannya anggota ke-12.

Dengan aksesi ke CPTPP, Indonesia berharap dapat membuka akses pasar ke negara-negara seperti Meksiko, Kanada, Peru, dan Inggris, yang sebelumnya belum memiliki perjanjian dagang bilateral dengan Indonesia.

Selain itu, standar CPTPP tidak menerapkan ketentuan terkait aspek perdagangan hak kekayaan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights/TRIPS), yang dianggap menguntungkan bagi Indonesia dalam perjanjian tersebut.

"Nah ini tentu akan membuka peluang pasar ekspor di mana tentu terjadi penurunan tarif langsung pada saat kita masuk dalam CPTPP," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us