Produsen Mobil Listrik Dunia Bakal Ketergantungan Nikel Indonesia

Jakarta, IDN Times - Dunia diramal akan bergantung pada Indonesia dalam memenuhi rantai pasok nikel mulai 2030. Sebab, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, saat itu sisa cadangan nikel dunia mayoritas berada di Indonesia.
"Dikatakan oleh para ahli secara global, di tahun 2030, tidak ada satupun negara di dunia ini yang mereka punya teknologi tentang EV (kendaraan listrik), mereka bisa menghindar dari kepentingannya untuk berkolaborasi dengan Indonesia," kata dia dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
1. Indonesia akan kuasai 30 persen suplai nikel dunia

Ichwan mengatakan, pada 2030, 20 hingga 30 persen pasokan nikel global berasal dari Indonesia. Dengan posisi tersebut, Indonesia punya keyakinan bisa bertahan sebagai pemain global
"Menjadi pendukung bagi negara-negara pemilik kapital dan pemilik teknologi untuk berkolaborasi bersama-sama kita," tuturnya.
2. Indonesia masih dipandang sebelah mata karena keterbatasan teknologi

Saat ini, masih banyak negara yang keberatan dengan cara Indonesia mengelola tambang, lantaran dikeruk jauh melampaui target, serta standar perlindungan lingkungan yang dipertanyakan.
Pemerintah menekankan bahwa Indonesia memang belum sejajar dengan negara-negara Eropa dan Amerika yang sudah sangat maju dalam hal teknologi pertambangan.
"Sekarang Anda mengatakan kepada kami bahwa Indonesia tidak sustainable dalam rangka merawat tambangnya. Ketika Anda berbicara tentang keberlanjutan, hal ini mengacu pada teknologi yang Anda miliki di Eropa dan Amerika, serta Kanada, Jepang dan Korea," sebutnya.
3. Indonesia minta negara maju bawa teknologi dan modal ke Indonesia
Bagaimanapun, Indonesia memiliki teknologi dan kapasitas modal yang terbatas. Di sisi lain, Indonesia kaya dengan sumber daya alam. Jadi, yang dibutuhkan selanjutnya adalah kolaborasi antara negara maju yang punya teknologi canggih dan kapital besar, dengan negara yang memiliki sumber daya alam.
"Kalau Anda tidak pernah datang ke negara kami, membawa teknologi mengelola tambang dengan secara sustainable, dari mana Anda punya logika kami bisa mengelola secara sustainable?" tutur Ichwan.
Jadi, apabila negara-negara maju ingin Indonesia mengelola tambang secara berkelanjutan, mereka harus membawa modal dan teknologinya ke Indonesia.
"Ya, syukur Alhamdulillah, jawaban dari kawan dari Gedung Putih itu bilang, 'oh ya, make sense'," tambah Ichwan.