Profil Iwan Bule, Eks Ketum PSSI Jadi Komisaris Utama Pertamina
- Mochamad Iriawan alias Iwan Bule ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina menggantikan Simon Aloysius Mantiri.
- Iwan adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1984 dan memiliki pengalaman panjang di Kepolisian RI.
- Penunjukkan Iwan oleh Menteri BUMN Erick Thohir bertujuan untuk meningkatkan pengawasan kinerja internal Pertamina terkait dugaan kebocoran penggunaan BBM bersubsidi.
Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN Erick Thohir, menetapkan Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Iwan menggantikan Simon Aloysius Mantiri yang digeser menjadi Direktur Utama Pertamina, menggantikan Nicke Widyawati.
Iwan yang berkarier di Kepolisian Republik Indonesia (RI) juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Berikut profil lengkap Iwan.
1. Lulusan Akpol dan pernah berkarier di Lemhanas
Dikutip dari situs resmi Pertamina, Senin (4/11/2024), Iwan lahir di Jakarta pada 31 Maret 1962. Saat ini, dia berusia 62 tahun.
Iwan adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1984. Iwan juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional pada 2018.
2. Jadi Ketum PSSI pada 2019
Iwan tercatat pernah menjabat sebagai Staf Ahli Wakil Presiden RI (2019-2024). Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI pada 2019.
Jejak kariernya di Kepolisian RI sangat panjang, di mana dia pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2016, Kadivpropam Polri (2016), Kadivkum Polri (2015), dan Kapolda Jawa Barat (2013).
Iwan juga pernah menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (2012), Direktur Binmas Baharkam Polri (2010), Wadir I/Kamtranas Bareskrim Polri (2009), Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2008), Kabag Lekdik Rodalpers SDE SDM Polri (2008), Ka SPN Purwokerto Polda Jawa Tengah (2006), Irbidops Itwasda Polda Metro Jaya (2004), dan Kapolres Tegal (2001).
3. Alasan Erick tunjuk Iwan Bule jadi Komut Pertamina
Erick mengatakan, penunjukkan Iwan adalah bentuk meningkatkan pengawasan kinerja internal Pertamina.
“Kan memang itu bagian bagaimana pengawasan,” kata Erick usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta siang tadi.
Erick menyinggung soal dugaan terjadinya kebocoran penggunaan BBM bersubsidi yang seharusnya diterima masyarakat miskin. Dia berharap, Iwan dan juga Condro Kirono yang berasal dari entitas Kepolisian RI bisa meningkatkan pengawasan untuk menangani kebocoran tersebut.
“Kemarin Pak Bahlil sudah panggil juga kan bagaimana kompensasi, subsidi itu harus benar-benar dihitung ulang, tepat sasaran atau tidak. Jadi di Pertamina itu ada Pak Mochamad Iriawan, ada Pak Condro, ya kita harapkan dari perwakilan ini memperkuat lagi keborosan-keborosan yang selama ini terjadi,” tutur Erick.
