Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Program Minyak Goreng Merah Pakai Jalur Cepat buat Dapat SNI

Minyak goreng merah. (dok. Kementerian Koperasi dan UKM)
Minyak goreng merah. (dok. Kementerian Koperasi dan UKM)

Jakarta, IDN Times - Pabrik minyak goreng merah atau minyak makan merah ditagetkan beroperasi di awal 2023. Adapun produknya saat ini sedang diteliti BPOM, dan menggunakan jalur cepat (fast track) untuk mendapat SNI dari Badan Standarisasi Nasional (BSN).

"Kami baru saja berkoordinasi terkait progres pembangunan minyak makan merah oleh koperasi petani sawit yang saya minta dipercepat supaya Oktober 2022 sudah terbangun pabrik dan Januari 2023 sudah bisa produksi. Ini arahan Presiden agar kita gerak cepat," ucap Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dikutip dari keterangan resmi, Jumat (26/8/2022).

1. BSN pastikan masyarakat dapat produk yang aman dikonsumsi meski program minyak goreng merah pakai jalur cepat SNI

Minyak goreng merah. (dok. Kementerian Koperasi dan UKM)
Minyak goreng merah. (dok. Kementerian Koperasi dan UKM)

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BSN, Kukuh S Achmad memastikan pihaknya menyusun standar nasional agar masyarakat memiliki kepastian produk yang aman dikonsumsi, bermutu, dan bergizi.

"Penyusunan SNI menjadi syarat mutu utama, kita sudah susun draf rancangan SNI tinggal satu step lagi karena harus gerak cepat. Kebetulan di BSN punya prosedur fast track untuk menyusun SNI," ucap Kukuh.

Di samping itu, ketika SNI sudah terbit maka akan diperlukan pembuktian bahwa produksi atau produk akhirnya memenuhi SNI.

“BSN bertugas menyiapkan laboratorium dan menjadi lembaga kompeten agar nanti ketika produk berjalan, proses sertifikasi langsung berjalan dan bisa lebih cepat memenuhi SNI yang akan memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa produk aman, sehat, dan bermutu," tutur Kukuh.

2. Produk minyak goreng merah ditargetkan memenuhi standard BPOM

Kementerian Koperasi dan UKM, BPOM, dan BSN membahas perkembangan program minyak goreng merah. (dok. Kemenkop UKM)
Kementerian Koperasi dan UKM, BPOM, dan BSN membahas perkembangan program minyak goreng merah. (dok. Kemenkop UKM)

Lebih rinci, BPOM bersama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah melakukan perencanaan DED (Detail Engineering Design) agar sesuai dengan standar dari BPOM. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang mengatakan pihaknya akan mengawal program minyak goreng merah sampai sesuai standard BPOM untuk dapat izin edar.

"BPOM juga siap mendukung cara pengolahan minyak makan merah yang baik. Setelah peletakan batu kita kawal mutu industri bangunan agar sesuai standar. Kami akan terbitkan izin edar untuk minyak makan merah. Kami akan mengawal keamanannya," kata Rita.

3. Setiap 10 ton minyak goreng merah bisa penuhi kebutuhan 2 kecamatan

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki (dok. Kemenkop UKM)
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki (dok. Kemenkop UKM)

Dari perhitungan KemenKopUKM, setiap 10 ton minyak goreng merah yang diproduksi per hari maka akan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi 2 kecamatan di sekitar pabrik minyak makan merah. Kembali ke Teten, dia mengatakan adapun proyek tersebut akan diuji coba di Sumatra Utara (Sumut).

"Saat ini saja sudah ada banyak permintaan dari restoran untuk minyak makan merah karena ini sangat bergizi, bahkan bisa dikembangkan turunannya untuk program stunting. Jadi ini saya kira sudah kita kerjakan dengan cepat juga. Mudah-mudahan tidak ada hambatan," ucap Teten.

Share
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us