Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Protes Kebijakan Ekonomi, Pribumi Ekuador Blokir Jalan

Pengunjuk rasa di Ekuador yang melakukan protes blokir jalan pada 13 Juni 2022. (Twitter.com/CONAIE)

Jakarta, IDN Times - Kelompok-kelompok pribumi di Ekuador pada Senin (13/6/2022), melakukan protes terhadap kebijakan ekonomi pemerintah dengan memblokir jalan menggunakan ban, batu, gundukan pasir, dan pohon. Jalan yang diblokir setidaknya 10 dari 24 provinsi, termasuk jalan di ibu kota Quito.

Daftar tuntutan para pengunjuk rasa termasuk penurunan harga bahan bakar, menghentikan rencana perluasan pengembangan minyak dan pertambangan, dan meminta waktu lebih lama diberikan kepada petani dalam melunasi hutang bank.

1. Protes dilakukan sampai pemerintah mendengarkan permintaan

Pengunjuk rasa di Ekuador yang melakukan protes blokir jalan pada 13 Juni 2022. (Twitter.com/CONFENIAE)

Melansir dari Al Jazeera, salah satu kelompok pribumi yang melakukan aksi protes adalah Konfederasi Kebangsaan Adat Ekuador (CONAIE). Pemimpin kelompok tersebut, Leonidas Iza menyampaikan kepada wartawan bahwa protes harus dilakukan karena pemerintah memberlakukan semakin banyak kebijakan yang menyulitkan warga yang memiliki ekonomi lemah.

Iza yang melakukan unjuk rasa di ibu kota meminta Presiden Guillermo Lasso untuk tidak mengabaikan mereka dan mendesak presiden tidak tunduk pada tekanan Dana Moneter Internasional (IMF), yang telah menjalin kesepakatan pinjaman senilai 6,5 miliar dolar AS (Rp96,3 triliun) dan kesepakatan akan berakhir akhir tahun ini.

Anggota CONAIE lainnya, Manuel Cocha menyampaikan kebijakan pemerintah Lasso semakin menyulitkan masyarakat dengan menyebabkan harga kebutuhan hidup meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Cocha menyampaikan karena kesulitan itu mereka akan terus melakukan protes sampai pemerintah mendengarkan tuntutan.

Organisasi adat lainnya, yaitu Konfederasi Kebangsaan Adat Amazon Ekuador (CONFENIAE), juga melakukan pemblokiran jalan yang berada di kawasan Amazon.

2. Pada tahun lalu protes juga dilakukan untuk menentang kenaikan harga bahan bakar

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir France 24, pengunjuk rasa menuntut pemerintah menurunkan harga bahan bakar yang meningkat tajam sejak 2020 dan membuat mereka kesulitan. Harga solar sekitar 3,78 liter untuk saat ini seharga 1,9 dolar AS (Rp28 ribu) diminta turun menjadi 1,5 dolar AS (Rp22 ribu), sementara harga bensin untuk sekitar 3,78 liter seharga 2,55 dolar AS (Rp37 ribu) diminta turun menjadi 2,1 dolar AS (Rp31 ribu).

Pada tahun lalu CONAIE juga memimpin protes kenaikan terhadap harga bahan bakar. Protes tersebut telah menjadi kerusuhan dan menimbulkan bentrok dengan polisi, yang membuat puluhan orang ditangkap. 

Untuk menghentikan protes itu pemerintah Lasso pada bulan Oktober tahun lalu menetapkan harga bahan bakar tidak akan naik lagi, yang merupakan harga saat ini. Pemerintah kemudian terus melakukan pembicaraan dengan kelompok pribumi dan lainnya, tapi gagal meredakan ketegangan.

Merespon permintaan pengunjuk rasa, Francisco Jimenez, menteri yang bertugas mengelola negosiasi, mengatakan kepada wartawan bahwa banyak tuntutan telah dipenuhi, seperti harga bensin yang tidak naik dalam enam bulan dan pemerintah telah memberikan bantuan dalam bentuk kredit, dikutip dari Reuters.

3. Presiden memperingatkan tidak akan membiarkan pengunjuk rasa menyebabkan gangguan

Presiden Ekuador, Guillermo Lasso. (Twitter.com/Guillermo Lasso)

Presiden Lasso pada Minggu malam telah memperingatkan tidak akan membiarkan demonstrasi melumpuhkan Ekuador lagi, dengan memblokir jalan atau menyambil alih sumur minyak atau layanan publik, dia mengigatkan blokade dapat menyulitkan pemulihan ekonomi.

Sebelumnya dalam protes pada 2019 yang dipimpin CONAIE terjadi kekacauan, menyebabkan 11 orang meninggal dan memaksa presiden saat itu Lenin Moreno untuk membatalkan rencana menghapus subsidi bahan bakar, yang merupakan cara pemerintah untuk mengurangi pengeluaran publik dan memperoleh pinjaman dari IMF.

Untuk menjaga ketertiban unjuk rasa, Menteri Dalam Negeri Patricio Carrillo mengerahkan polisi dan tentara. Menteri itu menyampaikan bahwa orang-orang tidak ingin hidup di negara kacau yang dilanda kemacetan.

Menteri Pertahanan Luis Lara dalam pernyataannya menjamin bahwa depot pengisian bahan bakar dan instalasi strategis lainnya tidak diblokade.

Komandan polisi Fausto Salinas meminta aksi demonstrasi berlangsung mematuhi hukum, dia mendesak para pengunjuk rasa untuk menghentikan blokade di jalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us