Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PHOTO-2025-12-21-14-17-34 2.jpeg
Ratusan warga Aceh Tamiang mengantre untuk mendapatkan listrik di Rig PDSI#19.1 PT Pertamina Drilling Service Indonesia. (dok. PDSI)

Intinya sih...

  • Pengisian daya harus mengantrePara warga mengantre dengan sabar, menunggu giliran mengisi daya. Bagi mereka, baterai penuh bukan sekadar soal teknologi, melainkan cara untuk kembali terhubung dengan keluarga dan memastikan kabar keselamatan.

  • Warga datang berjalan kakiWarga yang datang berasal dari Desa Alur Batu, Alur Cucur, Alur Manis, Landu, Tempel, dan Lumpuran. Ada yang datang berjalan kaki, ada pula yang berboncengan sepeda motor.

  • Warga dapat bantuan sembako hingga air bersihSelain membuka akses listrik, Pertamina Drilling juga menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Setiap malam, hampir 100 orang warga Aceh Tamiang mendatangi Rig PT Pertamina Drilling Services Indonesia di wilayah tersebut untuk mendapatkan listrik.

Sejak bencana banjir bandang melanda wilayah Aceh Tamiang, Rig PDSI#19.1 tengah berada dalam kondisi shutdown sejak 26 November 2025. Namun, telah kembali beroperasi sejak 16 Desember 2025.

Kini, rig tersebut dimanfaatkan warga untuk melakukan pengisian daya ponsel powerbank, senter, dan lampu darurat.

1. Pengisian daya harus mengantre

Ratusan warga Aceh Tamiang mengantre untuk mendapatkan listrik di Rig PDSI#19.1 PT Pertamina Drilling Service Indonesia. (dok. PDSI)

Para warga mengantre dengan sabar, menunggu giliran mengisi daya. Bagi mereka, baterai penuh bukan sekadar soal teknologi, melainkan cara untuk kembali terhubung dengan keluarga dan memastikan kabar keselamatan.

“HP saya sudah mati dua hari. Kami tidak bisa hubungi saudara sama sekali. Begitu dengar bisa ngecas di sini, rasanya seperti dapat kabar baik,” kata Siti (38), warga Desa Alur Cucur.

2. Warga datang berjalan kaki

Ratusan warga Aceh Tamiang mengantre untuk mendapatkan listrik di Rig PDSI#19.1 PT Pertamina Drilling Service Indonesia. (dok. PDSI)

Warga yang datang berasal dari Desa Alur Batu, Alur Cucur, Alur Manis, Landu, Tempel, dan Lumpuran. Ada yang datang berjalan kaki, ada pula yang berboncengan sepeda motor.

Sebagian membawa anak-anak, menunggu sambil duduk di tepi area, ditemani cahaya lampu yang perlahan menyala kembali.

“Kalau malam gelap sekali. Anak-anak takut. Lampu emergency ini sangat membantu,” ujar Rahmad (45), warga Desa Alur Manis.

Rig Superintendent Pertamina Drilling, Surya Budiman memastikan warga bisa mengisi daya dengan aman, karena di luar area kerja pengeboran.

“Pengisian kami lakukan di area aman, di luar kawasan kerja rig. Hampir setiap malam ada lebih dari 100 orang yang datang,” ucap Surya.

3. Warga dapat bantuan sembako hingga air bersih

Ratusan warga Aceh Tamiang mengantre untuk mendapatkan listrik di Rig PDSI#19.1 PT Pertamina Drilling Service Indonesia. (dok. PDSI)

Selain membuka akses listrik, Pertamina Drilling juga menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa makanan siap santap dua kali sehari, sembako, air bersih, serta air minum dalam kemasan bagi warga terdampak di sekitar wilayah operasi.

Di tengah gelap dan keterbatasan, Rig PDSI#19.1 menjadi lebih dari sekadar fasilitas industri, tapi menjelma menjadi ruang singgah bagi warga, tempat mengisi daya, berbagi cerita, dan menguatkan satu sama lain.

Editorial Team