Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Muliaman Hadad buka suara mengenai kabar bergabungnya Ray Dalio dalam struktur organisasi sovereign wealth funds (SWF) Indonesia itu.
Ray Dalio dikabarkan masuk dalam jajaran Dewas Danantara. Sebelumnya mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair lebih dulu ditunjuk menjadi Dewas Danantara bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Muliaman Hadad.
Muliaman mengatakan, pengumuman resmi terkait kabar yang menyebutkan Ray Dalio bergabung dengan Danatara akan disampaikan oleh Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani.
"Nanti diumumkan resmi oleh Pak Rosan," ujar mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Ray Dalio merupakan pendiri Bridgewater Associates, hedge fund (reksa dana lindung nilai) terbesar di dunia yang didirikan setelah lulus gelar master administrasi bisnis (MBA) dari Harvard Business School dan memulai kariernya di Wall Street.
Ray Dalio pernah memberikan nasehat kepada Indonesia untuk membuat family office di Bali. Namun Indonesia saat ini masih terbelenggu dengan inkonsistensi regulasi.
"Ray Dalio bilang sama saya, 'Pak Luhut, Bali, why not Bali? Bali is the size of Singapore. Make it Bali like Singapore'. Jadi regulasinya, inconsistency regulasi," kata Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara "Semangat Awal Tahun 2025" by IDN Times di kantor pusat IDN di Jakarta, Rabu (15/1).
Ray Dalio menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pengusaha berusia 75 tahun ini berada di peringkat 124 Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes.
Adapun posisinya saat ini berada di peringkat 165 orang terkaya dunia, dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai 14 miliar dolar AS atau setara Rp229,3 triliun.