Jumlah Perempuan yang Investasi Kripto di Indodax Meningkat

Rata-rata investor kripto perempuan meraup untung

Jakarta, IDN Times – CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan total pengguna aplikasi kriptonya mencapai 5,5 juta orang, di mana jumlah perempuan yang melakukan investasi di platformnya juga terus meningkat.

Menurut pemaparan Oscar dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 by IDN Media, Kamis (19/5/2022), saat ini demografi perempuan di platformnya mencapai 30 persen. Angka ini naik dari yang sebelumnya hanya 5 persen.

“Kita melihat pertumbuhan di era corona ini salah satu yang menarik dari sisi ibu rumah tangga. Kita melihat ternyata sekarang growth demographic perempuan di Indodax cukup signifikan,” katanya.

Baca Juga: Siasat Investasi Kripto saat Pasar sedang Lesu, Patut Dicoba!

1. Rata-rata investor kripto perempuan meraup untung

Jumlah Perempuan yang Investasi Kripto di Indodax MeningkatCEO Indodax Oscar Darmawan dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 by IDN Media (IDN Times/Rehia Sebayang)

Menurut Oscar, ketika ditanya, para investor kripto perempuan tersebut mengaku melakukan investasi kripto karena berusaha untuk mencari penghasilan tambahan. Ia juga menyebut mereka umumnya mendapatkan keuntungan dari investasinya karena sudah mulai berinvestasi sejak akhir 2019 hingga awal 2020.

“Rata-rata mereka kondisinya saat itu profit karena kripto ini kan lagi naik tinggi sekali. Tapi kalau memang yang entrinya di 2021 akhir sampai sekarang, itu lagi mengalami masa penurunan karena kripto itu kan bukan tentang seberapa cepat Anda, tapi seberapa tepat Anda masuk ke market,” jelasnya.

Baca Juga: Wah, Bisnis di Singapura Mulai Terima Pembayaranan dengan Kripto

2. Dampak kehadiran Indodax

Jumlah Perempuan yang Investasi Kripto di Indodax MeningkatOscar Darmawan, CEO Indodax dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 pada Kamis (19/5/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Ia juga mengklaim bahwa kehadiran aplikasi Indodax cukup memiliki dampak pada kehidupan orang-orang, khususnya para pekerja yang menerima pembayaran dalam bentuk kripto dari luar negeri.

Sebagai contoh, kata Oscar, adalah para freelancer di Bali yang menerima payment dari luar negeri menggunakan Bitcoin.

“Mereka ada yang freelance jurnalis, freelance desainer, dan lain sebagainya. Mereka menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk kripto. Tapi kalau dengan tanpa adanya startup kripto di Indonesia, itu kriptonya kan gak bisa dirupiahkan,” jelasnya.

Baca Juga: Apa itu Stablecoin? Aset yang Mengguncang Pasar Kripto

3. Potensi kripto jadi mata uang di Indonesia

Jumlah Perempuan yang Investasi Kripto di Indodax MeningkatAvina Sugiarto, Venture Partner of East Ventures dan Oscar Darmawan dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022. (IDN Times/Herka Yanis)

Oscar menjelaskan, tanpa adanya platform kripto seperti Indodax, mereka yang menerima pembayaran kripto tentu akan kesulitan menukar kripto menjadi uang rupiah. Mereka juga tidak bisa menggunakan kripto secara langsung untuk transaksi di Indonesia mengingat ada undang-undang (UU) yang melarang penggunaan mata uang selain rupiah untuk transaksi di Indonesia.

Terkait UU ini, ia juga menyebut sulit untuk melihat kripto digunakan sebagai mata uang di Indonesia.

“Indonesi itu memiliki undang-undang mata uang rupiah. Jadi di Indonesia hanya diperbolehkan melakukan transaksi dengan rupiah. Semua mata uang asing termasuk Bitcoin, termasuk dolar AS, termasuk Singapur dolar itu tidak mungkin diterima oleh toko maupun e-commerce,” jelas Oscar.

“Jadi kalau pertanyaannya apakah di Indonesia Bitcoin akan berubah menjadi currency, berubah menjadi alat bayar, sejauh undang-undang itu belum berubah di DPR, tidak akan bisa menjadi alat bayar. Jadi di Indonesia Bitcoin hanyalah aset kelas. Sebagaimana emas itu termasuk aset kelas,” tambahnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya