Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Siap Punya Bank Emas di 2025, Potensi Nilai Tambah hingga Rp50 T

ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Pemerintah akan membentuk bank emas atau bullion bank pada 2025.
  • OJK menyatakan potensi nilai tambah sebesar Rp30 hingga Rp50 triliun dari bisnis bank emas belum dikelola dengan baik.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah bersiap membentuk bank emas atau bullion bank pada 2025. Terkait hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan ada potensi nilai tambah sebesar Rp30 hingga Rp50 triliun dari bisnis bank emas.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, potensi bullion bank sebesar itu belum dikelola dengan baik. Hal itu menjadi kontradiktif mengingat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil emas dan kepemilikan cadangan emas cukup tinggi di dunia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, usaha bullion dapat memaksimalkan added value atau nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia, baik hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki masyarakat

"Pengembangan usaha bullion akan memberikan keuntungan bagi tiga pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, serta Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Usaha bullion dapat berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi dengan tambahan value added (VA) hingga sebesar Rp30-50 triliun," tutur Dian dalam keterangannya kepada awak media, dikutip Rabu (25/12/2024).

1. Keuntungan lain kegiatan usaha bullion

Ilustrasi Emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Dian menambahkan, adanya kegiatan usaha bullion diharapkan dapat meningkatkan peranan perbankan dalam berkontribusi pada pengembangan sektor industri pengolahan emas dan turunannya.

Usaha bullion merupakan bisnis yang memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan ekosistem emas, baik dari hulu hingga hilir dalam memenuhi berbagai kebutuhan berbasis emas. Hal tersebut mulai dari simpanan, penitipan, pembiayaan, hingga perdagangan emas.

"Selain itu, kegiatan bullion tentunya juga akan meningkatkan pendalaman pasar keuangan di Indonesia dengan semakin meningkatkan variasi produk yang ditawarkan sebagai sarana investasi, serta distribusi yang optimal terhadap kebutuhan emas baik oleh pengusaha emas maupun masyarakat," tutur Dian.

2. OJK sambut baik bank yang ingin jalankan bullion

Ilustrasi Emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejalan dengan keuntungan-keuntungan tersebut, OJK membuka ruang sebesar-besarnya bagi bank yang ingin menjalankan kegiatan bullion.

"OJK menyambut baik dalam hal terdapat bank yang akan mengajukan permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan usaha bulion sepanjang memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku," kata Dian.

Secara global, bullion bank merupakan salah satu pilar utama dalam modernisasi dan reformasi pasar emas suatu negara. Bullion bank dapat memfasilitasi pembelian, penjualan dan penggunaan bullion standar dengan menawarkan layanan pembiayaan penjualan dan perdagangan kepada partisipannya di pasar bullion.

Kegiatan usaha bulion merupakan bentuk diversifikasi usaha jasa keuangan dengan memonetisasi simpanan emas sebagai sumber pendanaan.

"Kegiatan ini tentunya akan meningkatkan pendalaman pasar keuangan di Indonesia dengan semakin meningkatkan variasi produk yang ditawarkan sebagai sarana investasi," kata Dian.

3. Menko Airlangga ajukan BRI dan BSI jadi bank emas

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Dok Kemenko Perekonomian)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bakal mengajukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kepada OJK untuk dijadikan bank emas.

"Menurut saya, ini adalah awal mula beberapa bank akan menjadi bank emas batangan. Saya mengusulkan kepada OJK, BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga BSI dapat menjadi bank emas di Indonesia. Kita tahu bahwa emas merupakan bagian dari investasi yang aman selama krisis," kata Airlangga, dikutip dari ANTARA.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us