Copot Dua Direktur BSI, Pengamat: Erick Thohir Reaktif

Direktur IT dan Risk Management BSI dicopot kemarin

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mencopot dua direktur PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI. Melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Erick memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.

Pencopotan dua direktur tersebut disinyalir akibat gangguan yang terjadi pada BSI beberapa waktu silam. Gangguan tersebut membuat nasabah BSI tidak bisa mengakses layanan BSI selama berhari-hari.

Kendati begitu, Pengamat BUMN, Herry Gunawan menilai tindakan Erick mencopot dua orang direktur BSI tersebut sebagai tindakan reaktif. Tindakan tersebut bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Erick.

Pencopotan itu pun disebut Herry tidak akan menjamin BSI akan kebal dari serangan peretas pada masa mendatang.

"Itu memperlihatkan Erick Thohir reaktif, seperti mengganti Direktur Pertamina gara-gara Depo Plumpang kebakaran. Kemudian ada kebakaran lagi di Kilang Dumai. Jadi, pergantian Direktur IT BSI itu bukan berarti menutup kemungkinan serangan hacker gak ada lagi," tutur Herry saat dihubungi IDN Times, Selasa (23/5/2023).

Baca Juga: Imbas Layanan Error, Dua Direksi BSI Dicopot!

1. Erick mestinya lakukan evaluasi menyeluruh

Copot Dua Direktur BSI, Pengamat: Erick Thohir ReaktifSuasana Bank Syariah Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)

Alih-alih mencopot Direktur IT dan Risk Management BSI, Herry menilai Erick mestinya melakukan evaluasi menyeluruh terkait peristiwa yang menyerang server BSI.

Apa yang terjadi pada BSI bukanlah tanggung jawab satu atau dua orang melainkan keseluruhan pihak di BSI.

"Kondisi fundamental seperti pembobolan server itu evaluasinya harus menyeluruh. Gak bisa diselesaikan secara reaktif gitu," kata Herry.

Baca Juga: Perkuat Sistem IT dan Digital, BSI Gelontorkan Rp580 Miliar

2. Tunggu penyelidikan OJK

Copot Dua Direktur BSI, Pengamat: Erick Thohir ReaktifOtoritas Jasa Keuangan (OJK). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Selain itu, Herry menyatakan Erick mestinya menunggu penyelidikan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum mengambil keputusan.

OJK, sambung Herry, bisa melakukan penyelidikan dan menemukan di mana kesalahan BSI sehingga servernya dapat dibobol seperti itu.

"Selain itu, kan ada OJK sebagai otoritas di bidang keuangan. Mestinya kan OJK mengelidiki dulu, di mana kesalahannya. Dari situ baru Erick Thohir sebagai pemegang saham ambil keputusan. Apalagi yang dicopot dua direktur, IT dan Manajemen Risiko," ucap Herry.

Baca Juga: Investor Bersiap! BSI Bakal Bagi Dividen Rp426 Miliar

3. Perombakan di tubuh BSI sebagai bentuk evaluasi

Copot Dua Direktur BSI, Pengamat: Erick Thohir ReaktifMenteri BUMN, Erick Thohir datangi lokasi pemukiman terdampak kebakaran Depo Pertamina pada Sabtu (4/3/2023). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sebelumnya diberitakan, atas insiden gangguan jaringan beberapa waktu lalu, Erick merombak jajaran direksi dan komisaris BSI. Dia mengatakan, pergantian struktur organisasi adalah bentuk evaluasi.

"Kita mendengar begitu banyak kekecewaan dan keluhan dari masyarakat. Reputasi BSI sebagai bank yang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi syariah harus dijaga dengan baik. Sebagai pemimpin, tentu kita harus tegas dalam mengambil keputusan. Jangan sampai merusak kepercayaan dan merugikan masyarakat," kata Erick dalam keterangan tertulis, Senin (22/5/2023).

Erick menegaskan selalu intens memonitor setiap perkembangan yang terjadi pada setiap perusahaan pelat merah, begitupun atas insiden yang terjadi pada BSI. Menurutnya, gangguan layanan bank tersebut tak bisa ditoleransi.

"Sekali lagi, reputasi BSI harus dijaga dengan baik. Ini jadi bahan evaluasi dan kita tak ingin terulang lagi. Mitigasi risiko penggunaan teknologi di sektor finansial harus sangat ketat," ujarnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya