Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Membengkak, Kerugian Garuda Indonesia Lampaui Rp3 Triliun

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Holy Kartika)
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Holy Kartika)
Intinya sih...
  • Garuda Indonesia catatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III-2025 sebesar 182,8 juta dolar AS atau setara Rp3,05 triliun
  • Kerugian periode berjalan itu membengkak 39,3 persen atau 51,6 juta dolar AS (setara Rp860,45 miliar) dibandingkan kuartal III-2024
  • Ekuitas perusahaan negatif sebesar 1,53 miliar dolar AS atau setara Rp24,75 triliun, dengan liabilitas perusahaan mencapai 8,28 miliar dolar AS atau setara Rp133,93 triliun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kerugian keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kian membengkak, berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan perusahaan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Maskapai pelat merah itu mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III-2025 sebesar 182,8 juta dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp3,05 triliun (kurs Rp16.675,5 per dolar AS).

Angka tersebut membengkak 39,3 persen atau 51,6 juta dolar AS (setara Rp860,45 miliar) dibandingkan kuartal III-2024 yang sebesar 131,2 juta dolar AS atau sekitar Rp2,12 triliun.

1. Pendapatan usaha anjlok 6,6 persen

Penumpang pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Adisutjipto. (IDN Times/Holy Kartika)
Penumpang pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Adisutjipto. (IDN Times/Holy Kartika)

Pendapatan usaha Garuda Indonesia sampai kuartal III-2025 hanya ebesar 2,39 miliar dolar AS atau setara Rp38,7 triliun. Angka tersebut turun 6,64 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar 2,56 miliar dolar AS atau setara Rp41,4 triliun.

Lebih rinci, penurunan pendapatan usaha berasal dari penurunan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 8,52 persen secara year on year (yoy) menjadi 1,84 miliar dolar AS atau setara Rp29,76 triliun hingga kuartal III-2025, dan pendapatan penerbangan lainnya yang hanya menjadi 245,8 juta dolar AS atau setara Rp3,98 triliun.

Namun, pendapatan penerbangan tidak berjadwal naik 2,88 persen (yoy) menjadi 299,5 juta dolar AS atau setara Rp4,84 triliun.

2. Beban usaha turun

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Uni Lubis)
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Uni Lubis)

Perusahaan mencatat adanya penyusutan beban usaha dari 2,38 miliar dolar atau setara Rp38,5 triliun pada kuartal III-2024, menjadi hanya 2,28 miliar dolar AS atau setara Rp36,9 triliun pada kuartal III-2025.

Garuda Indonesia juga masih mencatatkan beban keuangan sebesar 372,8 juta dolar AS atau setara Rp6,03 triliun. Sehingga, rugi sebelum pajak penghasilan naik dari 148,06 juta dolar AS atau setara Rp2,4 triliun pada kuartal III-2024, menjadi 211,7 juta dolar AS atau setara Rp3,42 triliun pada kuartal III-2025.

3. Ekuitas perusahaan masih negatif

Livery masker pesawat Garuda Indonesia (Dok.Garuda Indonesia)
Livery masker pesawat Garuda Indonesia (Dok.Garuda Indonesia)

Hingga kuartal III-2025, perusahaan masih mencatatkan ekuitas negatif sebesar 1,53 miliar dolar AS atau setara Rp24,75 triliun, dengan liabilitas perusahaan mencapai 8,28 miliar dolar AS atau setara Rp133,93 triliun.

Adapun aset perusahaan hingga kuartal III-2025 sebesar 6,75 miliar dolar AS atau setara Rp109 triliun. Angka tersebut naik 2,11 persen dibandingkan akhir Desember 2024 yang sebesar 6,61 miliar dolar AS atau setara Rp106,92 triliun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Pendiri Mercor Geser Mark Zuckerberg Jadi Miliarder Termuda!

03 Nov 2025, 23:13 WIBBusiness