Sah! Pertamina-Petronas Gantikan Shell di Blok Masela

18 Okt 2023, 17:54 WIB

Penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela dilakukan langsung oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Naib Presiden Eksekutif & Ketua Pegawai Eksekutif Huluan Petronas, Datuk Adif Zulkifli, dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo saat pembukaan Konvensi Indonesia Petroleum Association (IPA) pada Selasa (25/7/2023). (Dok. Pertamina)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui anak usahanya, PHE Masela bersama dengan PETRONAS Masela, telah menyelesaikan proses akuisisi sebesar 35 persen participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Limited di Blok Masela.

Dengan begitu, PHE Masela dan PETRONAS Masela secara resmi mengelola 20 persen dan 15 persen PI di Blok Masela.

Adapun perjanjian jual beli ditandatangani pada 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) atas pengalihan PI diperoleh pada 4 Oktober 2023.

1. Pengalaman PHE akan berguna dalam pengembangan Blok Masela

Pertamina dan Petronas Tandatangani Perjanjian Jual Beli dengan Shell untuk 35 persen Kepemilikan di Blok Masela. (dok. Pertamina)

Sebagai perusahaan energi nasional, PHE memiliki pengalaman dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas laut dalam yang relevan untuk pengembangan Blok Masela.

Selain itu, PHE juga memiliki pengalaman yang terbukti dalam pengembangan dan pengoperasian Kilang LNG (liquefied natural gas) dan pemasaran LNG domestik dan internasional.

"PHE Masela dan PETRONAS Masela akan bekerja sama dengan INPEX selaku operator Blok Masela untuk melakukan percepatan pengembangan Lapangan Abadi sesuai aspirasi pemerintah," ucap Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro, dalam pernyataan resmi yang diterima IDN Times, Rabu (18/10/2023).

2. Tentang Lapangan Abadi di Blok Masela

Infografis Blok Masela. (IDN Times/Mardya Shakti)

Lapangan Abadi di Blok Masela merupakan lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia, yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter.

Kontrak PSC Masela, yang berlaku hingga 2055, berpotensi menghasilkan 9.5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu, Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35 ribu barel/hari.

Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya.

Selain itu, pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10 ribu tenaga kerja.

3 Blok Masela ditargetkan menghasilkan clean LNG

Direktur Pertamina Nicke Widyawati (IDN Times/Uni Lubis)

Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Hal itu guna mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.

"Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG's) seperti proyek pengembangan Lapangan Abadi yang akan menerapkan CCS,”kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati.