Seberapa Berkembang Koperasi dalam 10 Tahun? Ini Capaiannya

- Kontribusi koperasi terhadap PDB naik menjadi 6,2 persen di tahun 2024.
- Program koperasi modern dan korporatisasi petani menjadi fokus Kemenkop UKM untuk meningkatkan kontribusi koperasi.
- Peningkatan permodalan koperasi dari Rp200,66 triliun pada 2014 menjadi Rp275,06 triliun pada 2023.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melakukan berbagai terobosan untuk mendukung pengembangan koperasi di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Dalam periode tersebut, terjadi peningkatan kontribusi usaha koperasi terhadap PDB nasional dari 5,7 persen menjadi 6,2 persen di tahun 2024. Kemenkop UKM mengklaim capaian itu didorong berbagai kebijakan yang ditetapkan selama periode tersebut.
1. Koperasi harus jadi rantai pasok dari ekosistem bisnis
Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM Ahmad Zabadi menjelaskan beberapa kebijakan afirmatif yang telah diterapkan selama ini. Salah satunya program koperasi modern yang dilaksanakan mulai 2020 hingga 2023. Program ini diintervensi sebanyak 400 koperasi dan akan menjadi 500 koperasi modern pada tahun 2024.
Selain itu, program korporatisasi petani yang menghadirkan ekosistem hulu hilir dengan menciptakan nilai tambah ekonomi bagi petani anggota koperasi. Dalam program ini, petani menjadi penyedia bahan baku atau supplyer dan koperasi menjadi konsolidator dan aggregator produk pertanian dengan mencari pasar atau offtaker.
"Kami ingin koperasi menjadi bagian dari rantai pasok dari ekosistem bisnis dan terhubung dengan dunia usaha lain atau industri. Program hilirisasi koperasi kita dorong agar terintegrasi dari hulu ke hilir dalam konteks koperasi di sektor riil," kata Ahmad Zabadi dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (11/10/2024).
2. Jumlah permodalan koperasi naik kurun waktu 2014-2023

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, kata dia, program pembenahan kualitas koperasi yang dilakukan Kemenkop UKM telah terbukti membuahkan permodalan koperasi yang meningkat dari Rp200,66 triliun pada 2014 menjadi Rp275,06 triliun pada 2023.
"Kemudian dari 23.506 usaha simpan pinjam koperasi yang telah mengikuti/masih berproses di self declare dalam rangka tindak lanjut UU P2SK tahun 2024 yaitu sebesar Rp235,7 triliun. Berdasarkan ODS per 31 Desember 2023, jumlah koperasi sebanyak 130.119 unit," ungkapnya.
3. Sudah ada 5 pabrik minyak makan merah

Program atau kebijakan lain yang ditempuh Kemenkop UKM dalam pengembangan koperasi yaitu pembangunan pabrik minyak makan merah (M3) berbasis koperasi. Menurutnya, sudah ada lima pabrik minyak makan merah yang sedang dibangun secara mandiri oleh koperasi.
Melalui program ini, petani sawit mendapat kepastian harga Tandan Buah Segar (TBS) dan memperoleh manfaat dari proses hilirisasi CPO sehingga kesejahteraan mereka meningkat.
"Kami harap akan ada 6 - 8 pabrik minyak makan merah yang nantinya dikelola oleh koperasi untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng yang lebih berkualitas dan bergizi," kata Ahmad Zabadi.
Kemenkop UKM juga mendorong program Solar Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan. Program ini untuk memenuhi kebutuhan solar bersubsidi bagi nelayan dengan pengelolaan SPBU Nelayan yang dilakukan oleh koperasi. Program ini sudah berjalan di 11 titik dengan volume BBM yang disalurkan mencapai 7.300 KL.
Selain itu juga ada program revitalisasi pasar rakyat untuk memberikan akses pemasaran kepada pelaku usaha mikro dan kecil sehingga dapat membangun eksosistem bisnisdi wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) melalui wadah koperasi. Dari tahun 2022 hingga 2024 telah dibangun 11 pasar melalui skema penganggaran tugas pembantua
"Pada tahun 2024 ini lokasi yang ditetapkan adalah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Parigi Mountong, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sintang, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Musi Rawas Utara," kata Ahmad Zabadi.