Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengusulkan tambahan belanja negara dalam RAPBN 2023. Tambahan diusulkan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sebesar Rp19,4 triliun.

"Kami akan mengusulkan untuk menambah subsidi energi tahun depan Rp1,3 triliun," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Rabu (14/9/2022).

Kedua, cadangan pendidikan sebesar Rp3,9 triliun. Tambahan tersebut karena mengikuti konstitusi, di mana 20 persen belanja negara harus didedikasikan untuk pendidikan. Jadi setiap ada penambahan belanja APBN, cadangan pendidikan juga bertambah.

"Dan tambahan belanja untuk nonpendidikan mencapai Rp11,2 triliun. Ini untuk beberapa kementerian/lembaga. Sedangkan transfer ke daerah kita usulkan untuk ditambah Rp3 triliun," ujarnya.

1. Belanja energi bertambah karena perubahan asumsi nilai tukar

ilustrasi BBM (IDN Times/Aditya Pratama)

Belanja subsidi energi diusulkan bertambah Rp1,3 triliun semata-mata karena ada perubahan asumsi nilai tukar rupiah, dari Rp14.750 per dolar AS menjadi Rp14.800 pada 2023.

Sebelumnya, besaran subsidi energi yang dimasukkan dalam RUU APBN 2023 adalah Rp210,7 triliun, belum termasuk kompensasi. Kemudian karena ada penyesuaian kurs maka diusulkan menjadi Rp212 triliun.

Subsidi untuk jenis BBM tertentu (JBT), yakni solar dan minyak tanah, serta LPG 3 kg dari Rp138,3 triliun menjadi Rp139,4 triliun atau naik Rp1,1 triliun. Kemudian untuk subsidi listrik naik Rp200 miliar menjadi Rp72,6 triliun.

"Sehingga total subsidi energi Rp212 triliun, naik dari 210,7 triliun atau naik Rp1,3 triliun," paparnya.

2. Tambahan belanja bersumber dari potensi peningkatan pendapatan

Editorial Team

Tonton lebih seru di