Stafsus Presiden: RI Berpeluang Pimpin Rantai Pasok Nikel Dunia
Jakarta, IDN Times - Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI Bidang Inovasi dan Daerah Terluar sekaligus Anggota Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Billy Mambrasar, menyampaikan pandangannya terkait kondisi industri nikel di tengah meningkatnya permintaan global terhadap baterai lithium-ion.
Billy menjelaskan, Indonesia berpeluang sebagai salah satu negara pemimpin industri nikel dunia.
"Indonesia berada pada titik yang sangat strategis dalam industri nikel global. Permintaan baterai lithium-ion terus meningkat, dan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memimpin rantai pasok dunia," kata dia saat menjadi pembicara dalam SMITe Talk 2024: Decoding Nickel, Rabu (11/9/2024).
1. Penguasaan teknologi dan peningkatan SDM jadi tantangan ke depan
Meski begitu, Billy menyebut, penguasaan teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan yang perlu diatasi, agar Indonesia jadi pemimpin rantai pasok nikel dunia.
"Namun kita harus memastikan kesiapan teknologi dan tenaga kerja yang kompeten agar dapat memanfaatkan momentum ini," ujar Billy.
2. Tenaga kerja terampil jadi pilar hadapi tantangan hilirisasi
Billy juga menyoroti pentingnya pendidikan vokasi sebagai faktor penting dalam memperkuat industri nikel Indonesia. Ia menekankan, tenaga kerja berketerampilan tinggi akan menjadi salah satu pilar dalam menghadapi tantangan hilirisasi.
"Pendidikan vokasi di sektor pertambangan nikel adalah kunci keberhasilan hilirisasi. Melalui pendidikan yang tepat, kita dapat menciptakan tenaga kerja yang inovatif dan kompeten, yang siap mendukung transformasi industri ini," jelasnya.
3. Prabowo-Gibran dipercaya berkomitmen lanjutkan hilirisasi nikel
Dalam kesempatan ini, Billy meyakini pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen melanjutkan program hilirisasi nikel, dan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi ekonomi Indonesia.
Menurut Billy, dampak hilirisasi bisa meningkatkan perputaran ekonomi, pendapatan negara, perekrutan tenaga kerja, hingga nilai tambah produk akhir ekspor. Ia menilai, hal tersebut bisa memberikan pendapatan yang lebih besar.
"Pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen untuk melanjutkan hilirisasi nikel sebagai prioritas utama. Saya yakin bahwa melalui kebijakan hilirisasi ini, kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing Indonesia di kancah global," jelasnya.
Billy menekankan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, masyarakat diperlukan untuk mewujudkan ekosistem industri nikel yang berkelanjutan.
"Dengan adanya sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, kita bisa menghadapi tantangan dan memaksimalkan peluang di sektor nikel. Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi pemimpin global dalam industri ini jika kita bergerak bersama," imbuhnya.
