Studi: Gaji di ASEAN Naik pada 2025, RI Diramal Meningkat 6,3 Persen

- Kenaikan gaji di ASEAN pada 2025 diperkirakan lebih tinggi dari tahun ini, dipengaruhi oleh inflasi dan permintaan talenta terampil.
- Vietnam dan Indonesia diperkirakan mengalami kenaikan gaji tertinggi di atas 6 persen, diikuti oleh Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Jakarta, IDN Times - Kenaikan gaji di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada 2025 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding tahun ini. Hal itu berdasarkan laporan dari studi yang dilakukan firma jasa profesional AON.
Dikutip dari CNBC International, studi tersebut dilakukan selama tiga bulan, mulai Juli hingga September 2024. Studi ini menganalisis data yang dikumpulkan dari lebih dari 950 perusahaan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Tingkat kenaikan gaji masih (diperkirakan) lebih tinggi (pada 2025) daripada (2024), di mana inflasi dan suku bunga diperkirakan akan lebih rendah ke depannya," kata Partner dan Kepala Solusi Talenta Aon untuk Asia Tenggara.
"Jadi meski inflasi mereda, namun kenaikan gaji masih tetap kuat, yang artinya ada perbedaan antara ketersediaan dan permintaan terhadap talenta yang melampaui inflasi," sambung dia.
1. Kecepatan evaluasi teknologi ciptakan keahlian baru
Rahul menambahkan, selain inflasi, ada faktor lain yang mempengaruhi kenaikan gaji. Misalnya, tingginya permintaan terhadap talenta terampil di kawasan ASEAN.
Asia Tenggara terutama Singapura yang menjadi pusat pertumbuhan perusahaan teknologi, yang pada akhirnya menciptakan permintaan terhadap kebutuhan tenaga kerja. Menurutnya, kecepatan evolusi teknologi menciptakan kebutuhan pada keahlian baru.
"Jadi hal-hal seperti prompt engineering mungkin bukan sebagai keahlian yang penting dua tahun lalu, tetapi sekarang, dengan adanya ChatGPT, itu menjadi keahlian yang sangat baru dan sekarang banyak diminati," ujar Direktur Analitik Talenta Aon untuk Asia Tenggara, Cheng Wan Hua.
2. Proyeksi kenaikan gaji di ASEAN pada 2025

Negara Asia Tenggara yang diperkirakan mengalami kenaikan gaji tertinggi adalah Vietnam dan Indonesia, dengan kenaikan di atas 6 persen. Berikut daftar proyeksi kenaikan gaji di enam negara Asia Tenggara pada 2025, menurut Aon:
Vietnam
- Kenaikan gaji aktual 2023: 7,5 persen
- Kenaikan gaji aktual 2024: 6,4 persen
- Proyeksi kenaikan gaji 2025: 6,7 persen
Indonesia
- Kenaikan gaji aktual 2023: 6 persen
- Kenaikan gaji aktual 2024: 5,7 persen
- Proyeksi kenaikan gaji 2025: 6,3 persen
Filipina
- Kenaikan gaji aktual 2023: 5,2 persen
- Kenaikan gaji aktual 2024: 5,4 persen
- Proyeksi kenaikan gaji 2025: 5,8 persen
Malaysia
- Kenaikan gaji aktual 2023: 5 persen
- Kenaikan gaji aktual 2024: 4,9 persen
- Proyeksi kenaikan gaji 2025: 5 persen
Thailand
- Kenaikan gaji pada 2023: 4,7 persen
- Kenaikan gaji aktual pada 2024: 4,4 persen
- Proyeksi kenaikan gaji pada 2025: 4,7 persen
Singapura
- Kenaikan gaji aktual pada 2023: 4 persen
- Kenaikan gaji aktual pada 2024: 4,2 persen
- Proyeksi kenaikan gaji pada 2025: 4,4 persen
3. Kenaikan gaji sektor teknologi dan manufaktur diperkirakan paling tinggi

Menurut laporan Aon, kenaikan gaji di berbagai industri di Asia Tenggara diperkirakan bervariasi, dengan sektor teknologi dan manufaktur diperkirakan terjadi kenaikan gaji tertinggi, yaitu sebesar 5,8 persen.
Sementara sektor ritel, konsultasi, bisnis, dan layanan masyarakat, serta ilmu-ilm hayati dan perangkat medis diperkirakan akan mengalami kenaikan gaji sebesar 5,4 persen.
Adapun sektor energi diperkirakan naik gaji 4,9 persen, layanan keuangan 4,8 persen, dan transportasi 4,1 persen.
Survei ini juga mencatat perkiraan kenaikan gaji di Singapura dan Thailand lebih rendah disbanding negara Asia Tenggara lainnya pada tahun depan. Kenaikan gaji di Singapura diperkirakan hanya 4,4 persen, sedangkan Thailand 4,7 persen.
"Kenaikan gaji di Singapura biasanya tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Singapura adalah negara yang lebih maju, sehingga inflasi di negara tersebut cenderung lebih rendah dibandingkan negara-negara lain yang sedang berkembang lebih cepat," tuturnya.