Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sudah Sampai Mana Kesiapan Indonesia Punya Energi Nuklir di 2032?

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dibuat dengan AI. (chatgpt.com)
Intinya sih...
  • Pemerintah tengah menyusun rancangan peraturan presiden tentang Komite Pelaksanaan Program Energi Nuklir sebagai langkah awal pengembangan energi nuklir di Indonesia.
  • Pengembangan PLTN akan dimulai dengan kapasitas kecil pada tahap awal, direncanakan antara 250 hingga 500 megawatt di lokasi-lokasi tertentu.
  • Mendiktisaintek mempersiapkan riset dan sumber daya manusia untuk mendukung penguasaan teknologi nuklir serta mengedukasi masyarakat tentang manfaat tenaga nuklir dalam mendukung udara bersih dan pencapaian NZE pada 2060.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah tengah menyusun draf rancangan peraturan presiden (raperpres) tentang Komite Pelaksanaan Program Energi Nuklir (KP2N) sebagai langkah awal dalam pengembangan energi nuklir di Indonesia.

Selain itu, sosialisasi dan langkah awal eksekusi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) juga telah dilakukan untuk mendukung transisi energi menuju net zero emission (NZE) pada 2060.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN), Bahlil Lahadalia, energi nuklir merupakan salah satu terobosan penting yang telah dibahas di DEN.

"Kita targetkan di 2032, nuklir ini sudah jalan karena ini salah satu cara untuk menurunkan nilai cost listrik dan sekaligus untuk menuju energi baru terbarukan," kata Bahil di Jakarta, dikutip Selasa (3/12/2024).

1. Pengembangan PLTN dimulai dengan skala kecil

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dibuat dengan AI. (chatgpt.com)

Pengembangan PLTN akan dimulai dengan kapasitas kecil pada tahap awal, yang direncanakan antara 250 hingga 500 megawatt di lokasi-lokasi tertentu. Ke depan, kapasitas akan ditingkatkan secara bertahap untuk mencapai skala yang lebih besar.

"Mungkin dalam tahap awal tidak dalam skala besar mungkin kita spot-spot mungkin 250 sampai dengan 500 mega. Tapi ke depan kita akan buat pada skala yang lebih bagus," sebut Bahlil.

2. Pemerintah fokus bahas aturan energi nuklir di 2025

Ilustrasi Undang-Undang (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahlil menyampaikan rencana program kegiatan prioritas DEN untuk 2025. Program tersebut mencakup sejumlah langkah strategis, termasuk membentuk organisasi pelaksanaan program energi nuklir.

Dia menambahkan, fokus utama DEN pada tahun tersebut adalah mempercepat pembahasan regulasi terkait energi nuklir. Hal itu dilakukan agar pada 2032, program energi nuklir tidak hanya memulai tahap awal, tetapi diharapkan sudah ada yang berjalan.

"Kami mulai fokus untuk membahas aturan-aturan yang terkait dengan nuklir karena 2032 dalam program itu kami berpikir bukan baru memulai, tapi kalau bisa sudah ada yang sudah jalan itu jauh lebih baik," tambahnya.

3. Mendiktisaintek dorong penguasaan teknologi nuklir

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dibuat dengan AI. (chatgpt.com)

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro menyatakan pihaknya mempersiapkan riset dan sumber daya manusia untuk mendukung penguasaan teknologi nuklir.

"Riset kami dan penyiapan SDM kami pun diarahkan untuk penguasaan teknologi nuklir terutama untuk modul-modul reaktor yang generasi keempat atau generasi kelima yang sangat tinggi tingkat keamanannya," ujarnya.

Dia menyatakan, pihaknya punya tugas mengedukasi masyarakat tentang manfaat tenaga nuklir dalam mendukung udara bersih dan pencapaian NZE pada 2060.

"Mudah-mudahan ke depan resistensi terhadap nuklir bisa kita mitigasi bahkan mungkin sebaliknya Insyaallah mungkin tahun-tahun ke depan mereka justru mendukung perlunya pemanfaatan tenaga nuklir untuk pencapaian net zero emission," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us