Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei LPEM UI 100 Hari Pemerintahan Prabowo: Kondisi Ekonomi Menurun

ilustrasi ekonomi (Freepik.com)
Intinya sih...
  • Mayoritas ahli ekonomi menilai kondisi ekonomi Indonesia mengalami penurunan dalam 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto
  • Ahli ekonomi kurang optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan, dengan mayoritas memproyeksikan pertumbuhan bakal lebih rendah dibanding periode sebelumnya

Jakarta, IDN Times - Hasil survei Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menunjukkan mayoritas ahli ekonomi menilai kondisi ekonomi dalam 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mengalami penurunan dibanding tiga bulan sebelumnya.

Sebanyak 23 dari 42 ahli ekonomi atau sekitar 55 persen responden menyatakan hal tersebut saat dilakukan survei daring pada 14 hingga 24 Februari 2025. Bahkan beberapa di antaranya menyatakan kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih buruk.

"Hanya satu responden yang merasa kondisi ekonomi menunjukkan perbaikan," tulis laporan survei LPEM Economic Expert Survey – Semester I 2025, dikutip dari laman MAKPI, Minggu (16/3/2025).

Dengan rata-rata tingkat kepercayaan sebesar 7,71 persen dari 10, hasil survei ini mengindikasikan mayoritas ahli ekonomi tersebut menilai kondisi ekonomi Indonesia kurang menggembirakan.

1. Bisa berdampak pada sejumlah sektor

pexels.com/Alesia Kozik
pexels.com/Alesia Kozik

Sementara itu, penurunan kondisi ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama 2025 dinilai bisa berpotensi memberikan dampak terhadap berbagai sektor, mulai dari investasi, konsumsi hingga pendapatan rumah tangga.

Para ahli yang disurvei berpendapat, pemerintah perlu segera merespons situasi tersebut. Hal ini demi mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat dan melemahnya pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2. Proyeksi pertumbuhan ekonomi ke depan

ilustrasi ekonomi (pixabay.com/geralt)

Para ahli kurang optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Sebanyak 23 dari 42 ahli memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang bakal lebih rendah dibanding periode sebelumnya. Hanya enam ahli yang memprediksi akan ada pertumbuhan, namun itu pun tidak signifikan.

Dengan tingkat kepercayaan 7,36 terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi, hasil survei ini mengindikasikan ekspektasi adanya kontraksi ekonomi meski tidak ekstrem, namun menunjukkan penurunan. Beberapa faktor penyebab kontraksi ekonomi, yakni ketidakpastian kebijakan ekonomi, dampak dari kebijakan fiskal dan moneter yang dianggap kurang efektif, dan lingkungan bisnis yang dinilai menurun.

3. Tekanan inflasi diprediksi relatif stabil

Ilustrasi tulisan inflasi di atas meja (Pexels.com/Markus Winkler)

Mayoritas ahli ekonomi berpandangan tekanan inflasi relatif stabil atau sedikit menurun dibanding periode sebelumnya. Sedangkan sembilan dari 42 ahli menyatakan tekanan inflasi meningkat, dan sebagian kecil menyebut menurun signifikan.

Rata-rata penilaian menunjukkan penurunan kecil dengan skor –0,24 dan tingkat kepercayaan 7,14, sehingga harga-harga barang secara umum dipandang stagnan dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara 20 dari 42 ahli memperkirakan tekanan inflasi cenderng akan naik pada periode mendatang. Namun tingkat kepercayaan terhadap prediksi ini hanya 6,86, menunjukkan ketidakpastian lebih besar pada prediksi inflasi di masa depan. Skor rata-rata ekspektasi inflasi 0,29, yang mengindikasikan kecenderungan kenaikan masih moderat.

Tekanan inflasi yang meningkat berpotensi memberikan dampak pada daya beli masyarakat, terutama jika naiknya harga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan. Karena itu, pengendalian inflasi dipandang menjadi salah satu prioritas untuk menjaga kestabilan ekonomi dalam negeri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us