Tak Sesuai Pesanan, Blibli Beri Kompensasi Maksimal Rp25 Juta

- Blibli menjanjikan produk 100 persen asli dan kompensasi maksimal Rp25 juta
- Sebanyak 144 aduan konsumen terkait barang tak sesuai di e-commerce sepanjang 2024
- Viral pengguna X menerima serum wajah saat seharusnya membeli ponsel, memicu keresahan publik
Jakarta, IDN Times - COO sekaligus Co-Founder Blibli, Lisa Widodo, menegaskan pondasi utama bisnis bukanlah potongan harga, melainkan kepercayaan konsumen.
“Jika ada pelanggan menerima produk tidak sesuai, sampaikan kepada kami lewat layanan pelanggan 24/7. Blibli akan menindaklanjuti dengan serius, bahkan hingga kompensasi maksimal Rp25 juta,” ujar Lisa.
1. Blibli janjikan produk 100 persen asli

Lisa menjelaskan, Blibli menjanjikan produk 100 persen asli, garansi khusus untuk gadget dan elektronik, fleksibilitas retur, serta ketepatan pengiriman. Semua itu terangkum dalam manifesto #NoBlablaDiBlibli yang dicanangkan sebagai standar layanan.
Pendekatan serupa juga diterapkan di ekosistem Blibli Tiket.
"Tiket.com hadir dengan fitur Smart Reschedule dan Refund untuk memudahkan pelanggan yang mengubah rencana perjalanan. Ranch Market memastikan kesegaran produk grocery, sementara Dekoruma menghadirkan showroom offline agar pelanggan bisa melihat langsung kualitas barang sebelum membeli," ujar dia.
2. Sepanjang 2024 ada 144 aduan konsumen karena barang tak sesuai

Data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, sepanjang 2024 terdapat 144 aduan konsumen terhadap e-commerce, dan hampir sepertiganya terkait barang yang tidak sesuai dengan pesanan.
Angka ini mengonfirmasi keresahan banyak pengguna internet belanja online memang praktis, tapi risiko menerima barang yang berbeda dari ekspektasi masih tinggi.
3. Beli ponsel di e-commerce yang datang serum

Baru-baru ini, seorang pengguna X (dulu Twitter) viral usai mengaku membeli ponsel tetapi yang sampai justru sebotol serum wajah. Cuitan akun @noturhusband itu meledak, ditonton 6,2 juta kali dengan 43.700 likes dan 4.000 repost.
Fenomena ini kembali memantik keresahan publik, seberapa aman sebenarnya berbelanja di e-commerce.