Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terus Tertekan, Rupiah Ditutup Melemah di Rp16.220 per Dolar AS

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah masih terus melemah. Kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp16.220 per dolar AS pada Rabu (17/4/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 44,50 poin atau 0,28 persen dibandingkan penutupan kemarin di level Rp16.175 per dolar AS.

1. Mata uang di kawasan Asia bergerak variatif

Sejumlah mata uang di kawasan Asia tercatat bergerak variatif. Rinciannya, bath Thailand melemah 0,35 persen, rupee India melemah 0,11 persen, pesso Filipina lesu 0,35 persen, dolar Hongkong juga melemah.

Sementara itu, ringgit Malaysia kokoh di level 0,05 persen, yuan China menguat 0,03 persen. Selanjutnya, won Korea menguat 0,57 persen dan dolar Taiwan menguat 0,08 persen dan Dolar Singapura menguat 0,15 persen dan Yen Jepang menguat 0,06 persen.

2. Inflasi AS belum turun, dolar AS menguat

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS masih menguat karena faktor konflik Timur Tengah yang makin memanas dan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. 

Dalam pertemuan semalam, Jerome Powell mengisyaratkan akan memangkas suku bunga acuan lebih lama dari perkiraan. Hal ini menyusul data inflasi AS yang masih tinggi. 

Ia menjelaskan inflasi AS masih belum terlihat kemajuan berarti untuk turun ke target 2 persen. Pasar bisa menyimpulkan bahwa the Fed bakal menunda kebijakan pemangkasannya."

Oleh karena itu tekanan dolar AS terhadap rupiah mungkin bisa terjadi juga hari ini," jelasnya.

3. Strategi BI stabilkan rupiah

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI, Edi Susianto mengatakan, sejumlah langkah yang dilakukan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Pertama, menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing (valas) di pasar melalui triple intervention khususnya di spot dan domestic non deliverable forward (DNDF).

Kemudian, BI juga meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong aliran modal masuk asing (capital inflow) seperti melalui daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost.

"BI juga melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti dengan pemerintah, Pertamina, dan lainnya," ujar Edi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us