Tol Puncak Mau Dibangun, Bakal Nyambung dengan Tol Bocimi

Jakarta, IDN Times - Rencana pembangunan Jalan Tol Caringin-Puncak (Cianjur) masuk proses studi kelayakan (feasibility study/FS) yang dilakukan pemrakarsa, PT Matrasarana Arsitama dan Swoosh Capital KFT.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono mengatakan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan tol puncak ditaksir mencapai Rp25 triliun.
"Perkiraan sementara kalau kita lihat dari hasil yang sedang mereka kaji itu sekitar hampir Rp25 triliun. Jadi cukup besar, makanya ini dibagi menjadi berbagai seksi atau tahapan. Tahapannya kami menunggu dari pemrakarsa," kata dia dalam diskusi bersama media di Kantor Kementerian PUPR, Rabu (10/5/2023).
1. Panjangnya hampir 52 km

Dikutip dari dokumen Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, potensi alternatif trase terpilih dengan panjang rencana 51,8 kilometer (km). Tol tersebut terdiri dari dari 5 seksi.
Proyek tersebut telah dicantumkan di dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Tol dengan target terbangun/operasi pada periode 2030-2034.
"Kalau kita lihat dari Caringin sampai Cianjur itu sekitar 52 km, dibagi menjadi beberapa tahap atau seksi. Nah, seksi-seksinya nanti akan berhenti di mana kami belum bisa sampaikan sampai hasil kajiannya selesai. Tapi kalau keseluruhan sekitar 52 km," ujar Triyono.
2. Bakal nyambung dengan Tol Bocimi

Triyono memaparkan, tol puncak akan tersambung dengan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Jadi, pengguna mobil tak perlu keluar Tol Bocimi untuk melanjutkan perjalanan ke puncak.
"Kalau kita lihat dari jalur masuk dari Bocimi itu nanti bisa lanjut ke puncak tembus ke Cianjur. Jadi, ini nanti sifatnya tol to tol. Jadi tol itu tidak terpisah, akan nyambung dengan tol existing yang ada dan tembus langsung ke arah Cianjur," jelasnya.
3. Kajiannya diharapkan rampung dalam waktu dekat

Kementerian PUPR belum bisa berbicara secara detail karena masih menunggu FS yang dilakukan pemrakarsa. Pihaknya berharap hasil FS dapat diserahkan ke Kementerian PUPR untuk ditinjau.
"Saat ini si calon pemrakarsa ini sedang menyiapkan kajian yang mudah-mudahan dalam waktu dekat akan disampaikan ke pemerintah, kementerian PUPR untuk kami kaji," sebut Triyono.
Bisa saja nantinya pembangunannya dilakukan secara bertahap sesuai dengan kelayakannya. Hal itu tergantung hasil studi kelayakan oleh pemrakarsa.
"Perkiraan sekitar lima seksi dan saat ini sedang didalamkan apakah mereka akan mengusulkan tahapan tadi, seksi satu seksi dua atau sampai mana itu kami masih menunggu," tambahnya.