Rupiah Tembus Rp15.400 per Dolar AS Pagi Ini

Melemah usai pertemuan petinggi bank sentral AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah dibuka di level Rp15.392,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan, Kamis (21/9/2023) pagi.

Melansir Bloomberg, rupiah melemah sebanyak 11 poin pada pembukaan perdagangan. Hingga pukul 09.25 WIB, kurs rupiah sudah tembus Rp15.401 per dolar AS atau melemah 19,5 poin (0,13 persen).

Sebelumnya, kurs rupiah ditutup melemah sebanyak 1,5 poin atau 0,01 persen pada perdagangan, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga: Kenapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Jawabannya

1. Sikap hawkish the Fed bikin rupiah tertekan

Analis pasar keuangan, Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar AS setelah dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) petinggi bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed).

FOMC sendiri terdiri dari anggota Dewan Gubernur Federal Reserve System, presiden Federal Reserve Bank of New York, dan presiden Reserve Bank.

"The Fed (Federal Reserve) bersikap lebih hawkish dengan memberikan sinyal akan kenaikan suku bunga sekali lagi tahun ini dan akan menahan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama," ujarnya.

Baca Juga: Harga Nominal: Pengertian, Nilai Tukar dan Harga Saham

2. Kebijakan BI sore nanti kemungkinan tak banyak berpengaruh

Analis pasar keuangan, Ariston Tjendra menyebut rupiah kembali melemah terhadap dolar AS dengan sinyal hawkish dari bank sentral AS dinihari tadi.

The Fed menahan suku bunga acuannya pada pertemuan dini hari tadi. Namun, menurutnya, the Fed memberikan sinyal masih akan menaikkan suku bunga acuan di tahun ini.

"The Fed melihat inflasi AS belum turun sesuai dengan harapannya dan ditambah dengan membaiknya ekonomi AS yang bisa menaikan inflasi lagi. The Fed sangat menekankan pentingnya mengendalikan dan menurunkan inflasi bagi perekonomian AS ke depan," ujarnya.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terlihat naik karena mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS lagi.

Harga minyak mentah yang masih tinggi juga masih bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko seperti rupiah. Sebab, kenaikan harga minyak bisa menaikan inflasi yang bisa menurunkan aktivitas ekonomi.

"Dari dalam negeri, hasil pertemuan BI sore nanti mungkin tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena BI kemungkinan masih bertahan dengan kebijakan sebelumnya melihat perekonomian Indonesia yang masih bagus," tutur Ariston.

Baca Juga: 3 Jurus Bank Indonesia Demi Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

3. Proyeksi nilai tukar rupiah hari ini

Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.450, dengan potensi support di kisaran Rp15.350 per dolar AS.

Sementara itu, Lukman memproyeksikan laju mata uang rupiah terhadap dolar AS bisa bergerak pada kisaran Rp15.350-Rp15.450 hari ini.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya