China Larang Pejabat dan PNS Pakai iPhone, Penjualan Apple Drop?

Seperlima pendapatan Apple berasal dari China

Jakarta, IDN Times - China melarang para pejabat hingga pegawai di instansi-instansi pemerintah pusat dan pegawai perusahaan atau badan usaha milik negara (BUMN) menggunakan iPhone dan perangkat-perangkat merek asing lain untuk bekerja atau membawanya ke kantor.

Dilansir The Guardian, pada Sabtu (9/9/2023), beberapa lembaga mulai menginstruksikan karyawannya untuk tidak membawa iPhone ke tempat kerja. Larangan tersebut diperkirakan akan diperpanjang.

Berdasarkan pengakuan orang-orang yang mengetahui aturan tersebut, setidaknya satu BUMN China telah menginformasikan kepada karyawannya bahwa siapa pun yang bekerja tidak boleh membawa iPhone, Apple Watch, atau AirPods mereka ke kantor mulai bulan depan. 

Baca Juga: China Larang Pejabat Pemerintah Pakai iPhone untuk Bekerja

1. China miliki lebih dari 150 ribu perusahaan BUMN

China Larang Pejabat dan PNS Pakai iPhone, Penjualan Apple Drop?Gedung People's Bank of China, China (centralbanking.com)

China memiliki lebih dari 150 ribu BUMN dan mempekerjakan lebih dari 56 juta orang pada 2021. Pemerintah pusat China, telah memberlakukan beberapa pembatasan terhadap penggunaan teknologi buatan luar negeri di tempat kerja yang terkait dengan pemerintah setidaknya sejak 2018.

Namun minggu ini dilaporkan bahwa aturan tersebut diperluas ke smartphone. Banyak karyawan China di organisasi yang terkena dampak memiliki telepon terpisah untuk bekerja.

Baca Juga: Bos BI Ungkap Bergesernya Pertumbuhan Ekonomi China dan AS

2. Seperlima pendapatan Apple dari China

China Larang Pejabat dan PNS Pakai iPhone, Penjualan Apple Drop?ilustrasi logo Apple (apple.com)

Kondisi ini pun mendorong saham Apple turun lebih dari 6 persen pada Rabu (6/9/2023) dan Kamis (7/9/2023), meskipun naik 1 persen pada pembukaan perdagangan Jumat (8/9/2023).

China merupakan salah satu pasar terbesar Apple karena mampu menghasilkan hampir seperlima pendapatannya.

"China Raya termasuk China,  Hong Kong, dan Taiwan adalah pasar terbesar ketiga Apple dan menyumbang 19 persen dari penjualan senilai 394 miliar dolar AS," ucap laporan tersebut.

3. China penting bagi kesuksesan Apple

China Larang Pejabat dan PNS Pakai iPhone, Penjualan Apple Drop?ilustrasi Apple (unsplash.com/Michał Kubalczyk)

Analis Morgan Stanley Erik Woodring mengatakan kerugian saham Apple “berlebihan", karena dia tidak yakin pembatasan tersebut akan mengarah pada skenario yang lebih buruk.  Woodring memperkirakan skenario terburuk Apple akan kehilangan pendapatan sebesar 4 persen akibat larangan di China. 

“China sangat penting bagi kesuksesan Apple, namun Apple juga penting bagi perekonomian China. Meskipun potensi perpecahan yang luas antara Apple dan China di dunia multipolar ini jelas ada, kami tidak percaya berita utama baru-baru ini menggambarkan skenario ‘kasus terburuk’ ini.” ucapnya. 

Dalam catatanya, produksi Apple berpusat di China dengan sekitar 90 persen produknya dibuat di negara tersebut. Salah satu contohnya adalah pemasok Apple yang didirikan di Taiwan, Foxconn, yang memiliki pabrik besar di China dan mempekerjakan lebih dari 1,2 juta orang.

Namun, setelah ketidakstabilan politik dan gangguan akibat pandemi, Apple mempercepat rencana untuk memindahkan beberapa produksi ke negara lain, termasuk Vietnam dan India. Produksi iPhone 14 dipindahkan ke India.

Langkah ini merupakan pertama kalinya Apple merakit model iPhone di luar China pada tahun peluncurannya. Secara luas, hal ini dipandang sebagai langkah besar dalam memindahkan operasi manufaktur dari negara China dan India adalah pasar ponsel pintar terbesar kedua di dunia.

Baca Juga: Apple hingga Xiaomi, Ini 5 Perusahaan Smartphone Terbesar di Dunia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya