Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp15.580 per Dolar AS

Rupiah menguat 0,35 persen

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah tipis pada level Rp15.580 per dolar Amerika Serikat (AS), di awal perdagangan Kamis (5/10/2023).

Berdasarkan data Bloomberg,  rupiah menguat 0,35 persen dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp15.634 per dolar AS. Selain rupiah, sejumlah mata uang dari negara Asia lainnya juga menguat.

Hingga pukul 09.00 WIB, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia yakni 1,3 persen. Selanjutnya, yen Jepang yang terkerek 0,53 persen dan dolar Singapura yang naik 0,28 persen.

Disusul, dolar Taiwan yang terangkat 0,21 persen. Selanjutnya yuan China dan baht Thailand  terapresiasi 0,19 persen, serta peso Filipina yang menanjak 0,18 persen. 

Baca Juga: 3 Jurus Bank Indonesia Demi Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

1. Rupiah berpotensi menguat hari ini

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS di sepanjang hari ini. Hal ini dipengaruhi oleh data tenaga kerja AS yang dirilis semalam, menunjukkan hasil di bawah prediksi pasar.

"Rupiah diproyeksi akan bergerak menguat dulu hari ini dengan potensi penguatan ke area support di sekitar Rp15.600 per dolar AS hingga Rp15.570 per dolar AS dan potensi resisten di area Rp15.650 per dolar AS," ucapnya kepada IDN Times, Kamis (10/5/2023). 

Baca Juga: Harga Nominal: Pengertian, Nilai Tukar dan Harga Saham

2. Data tenaga kerja AS, redam ekspektasi pasar terkait suku bunga tinggi The Fed

Menurut Ariston, data terbaru dari AS dapat meredam ekspektasi pasar terkait arah suku bunga tinggi dari The Fed.  Terlebih, data jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor Pertanian dan Pemerintahan menurut pihak swasta ADP hanya bertambah 89 ribu, lebih rendah dibandingkan ekspektasi 153 ribu. 

"Kondisi ini mendorong dolar AS bergerak melemah terhadap nilai tukar lainnya. Indeks dollar AS pagi ini sudah bergerak turun ke area 106, dari sebelumnya di kisaran 107. Pasar juga menantikan data tenaga kerja AS seperti klaim tunjangan pengangguran mingguan dan Non Farm Payrolls versi pemerintah," jelasnya

Baca Juga: Heboh Uang Mutilasi, BI Tetapkan Syarat Khusus untuk Tukar Uang Rusak

3. Rupiah juga dipengaruhi sentimen tahun politik

Sementara itu, analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memproyeksi, rupiah akan bergerak fluktuatif di hari ini dengan kisaran Rp15.620 per dolar AS hingga Rp15.700 per dolar AS. 

Menurutnya, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh pandangan hawkish dari Federal Reserve dan imbal hasil Treasury yang cetak rekor tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

"Investor mengantisipasi kebijakan moneter restriktif dalam jangka waktu yang lebih lama karena ketahanan ekonomi yang luas, sehingga semakin memperkuat posisi greenback di pasar mata uang global," ujar Ibrahim.

Sementara itu, sentimen dari dalam negeri berkaitan dengan tahun politik, pelaku pasar cenderung wait and see dan menunggu kepastian dulu. Sikap wait and see ini berkaitan erat dengan kebijakan di masa depan.

"Pelaku pasar perlu mengetahui kebijakan seperti apa yang kira-kira terjadi di Indonesia ke depan dengan melihat bacapres ataupun memproyeksi siapa bacapres terkuat," jelas dia.

Selama pelaksanaan Pemilu 2024, kata Ibrahim, terdapat tren rupiah mengalami pelemahan dan investor asing enggan masuk ke pasar modal dalam negeri. Pada pelaksanaan Pemilu 2019, rupiah mengalami pelemahan, tetapi pelemahan hanya terjadi sesaat dan pulih kembali setelah pemenang pemilu diumumkan.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya