Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Umumkan Rencana Tarif Baru untuk Semikonduktor

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Trump turunkan tarif Taiwan dan kecualikan elektronik
  • Rencana tarif muncul setelah perintah eksekutif menetapkan tarif baru atas impor dari sejumlah negara.
  • Produk Taiwan akan dikenakan tarif 20 persen mulai pekan ini, tetapi pengecualian diberikan untuk barang elektronik penting.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (5/8/2025) mengumumkan rencana tarif baru untuk semikonduktor dan chip yang akan dirilis dalam sepekan ke depan. Kebijakan ini menjadi bagian dari upayanya mendorong industri manufaktur kembali ke AS, khususnya sektor teknologi tinggi.

“Kami akan mengumumkan tentang semikonduktor dan chip, yang merupakan kategori terpisah karena kami ingin mereka dibuat di Amerika Serikat,” ujar Trump dalam wawancara dengan CNBC’s Squawk Box.

Dilansir dari The Times of India, pengumuman tersebut mengikuti investigasi yang diluncurkan Departemen Perdagangan AS sejak April 2025 terhadap pasar semikonduktor global. Langkah itu disebut sebagai fondasi menuju pengenaan tarif di industri yang diperkirakan menghasilkan hampir 700 miliar dolar AS (setara Rp11,4 kuadriliun) secara global.

Saat ini, sebagian besar chip tercanggih di dunia berasal dari Taiwan, yang merupakan markas Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), pemasok utama bagi Apple, Nvidia, Qualcomm, dan AMD.

1. Trump turunkan tarif Taiwan dan kecualikan elektronik

Ilustrasi bendera Taiwan. (unsplash.com/Ruby Huang)
Ilustrasi bendera Taiwan. (unsplash.com/Ruby Huang)

Rencana tarif ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump meneken perintah eksekutif pada 2 April 2025 yang menetapkan tarif baru atas impor dari sejumlah negara. Produk Taiwan akan dikenakan tarif 20 persen mulai pekan ini, turun dari ancaman tarif 32 persen yang sebelumnya dikaitkan dengan kebijakan Hari Pembebasan.

Meski memberlakukan tarif tinggi di berbagai sektor, Trump tetap memberikan pengecualian untuk sejumlah barang elektronik penting. Ia memutuskan untuk mengecualikan ponsel, komputer, dan produk elektronik lainnya dari kenaikan tarif, meskipun beberapa bea masuk yang sudah berlaku tetap diberlakukan.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) pun memperbarui panduan mereka agar produk teknologi tidak terdampak tarif tambahan 125 persen atas barang China maupun tarif dasar global sebesar 10 persen.

2. Trump ancam tarif farmasi hingga 250 persen, industri bereaksi

ilustrasi perusahaan AstraZeneca (unsplash.com/Declan Sun)
ilustrasi perusahaan AstraZeneca (unsplash.com/Declan Sun)

Dalam wawancara yang sama dengan CNBC International, Trump mengancam akan memberlakukan tarif hingga 250 persen untuk impor farmasi, yang menjadi angka tertinggi yang pernah ia sebutkan.

“Kami akan menerapkan tarif awal yang kecil pada farmasi,” ucap Trump.

Ia menjelaskan, dalam waktu 1 tahun, atau paling lama 1,5 tahun, tarif itu akan meningkat menjadi 150 persen, lalu naik lagi hingga 250 persen. Menurutnya, kebijakan tersebut bertujuan agar produksi farmasi dilakukan di dalam negeri

Ancaman tarif ini beriringan dengan investigasi yang diluncurkan Gedung Putih sejak April tentang dampak impor farmasi terhadap keamanan nasional. Perusahaan farmasi menyuarakan kekhawatiran tarif tinggi akan mengganggu rantai pasokan global dan bisa memperparah kelangkaan obat di pasaran. Beberapa di antara mereka mulai melakukan investasi besar-besaran untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Dilansir dari The Hill, AstraZeneca merencanakan investasi 50 miliar dolar AS untuk memperluas fasilitas produksi obatnya di AS. Sementara itu, Johnson & Johnson menyiapkan dana 55 miliar dolar AS untuk pengembangan riset dan inovasi dalam negeri. Tidak ketinggalan, Eli Lilly mengumumkan akan menggelontorkan 27 miliar dolar AS untuk membangun empat pabrik baru di AS.

3. Trump serang subsidi era Biden dan klaim rakyat dukung tarif

ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)
ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)

Trump juga melontarkan kritik keras terhadap kebijakan subsidi era Biden, termasuk program CHIPS Act senilai 52 miliar dolar AS yang ia sebut konyol. Menurutnya, ancaman tarif jauh lebih efektif mendorong pembangunan industri manufaktur dalam negeri.

“Kami akan memiliki lebih banyak pabrik yang dibangun dalam waktu singkat ke depan dibandingkan sebelumnya karena insentif akan ada di sana,” kata Trump dalam konferensi Partai Republik di DPR pada Januari 2025.

Meski mengklaim orang-orang menyukai tarif dan memiliki angka jajak pendapat terbaik yang pernah saya miliki, hasil survei terbaru menunjukkan penurunan dalam tingkat persetujuan terhadap dirinya. Data historis juga memperlihatkan perang dagang pada periode pertamanya justru memperbesar surplus dagang China terhadap AS. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru soal efektivitas kebijakan tarif yang ia dorong saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us