Turki Kerek Suku Bunga Jadi 50 Persen demi Kendalikan Inflasi

Intinya sih...
- Turki naikkan suku bunga acuan ke 50 persen sebagai respons terhadap inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada Februari 2024.
- Indeks harga konsumen inti naik 72,89 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan inflasi tahunan hampir mencapai 70 persen, tertinggi dalam 15 bulan terakhir.
Jakarta, IDN Times – Turki menaikkan suku bunga acuan ke level 50 persen. Peningkatan ini dilakukan setelah jeda pada bulan lalu, namun inflasi kronis di negara tersebut masih berlanjut.
Bank Sentral Turki menyampaikan telah menaikkan suku bunga dari 45 persen menjadi 50 persen karena inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada Februari 2024.
“Meskipun impor barang-barang konsumsi dan emas melambat dan berkontribusi pada perbaikan neraca transaksi berjalan, indikator-indikator terkini lainnya menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri tetap tangguh,” ungkap Bank Sentral Turki dalam pernyataannya, dikutip Euronews, Jumat (22/3/2024),
Bank sentral juga menimbang inflasi jasa, ekspektasi inflasi, risiko geopolitik, dan harga pangan yang dapat memberi tekanan terhadap inflasi.
1. Bank Sentral Turki merespons memburuknya inflasi
Bank Sentral Turki menyatakan, keputusan untuk menaikkan suku bunga merupakan respons terhadap memburuknya prospek inflasi. Hal ini mengikuti jeda singkat bulan lalu yang membuat para analis pasar percaya penurunan lainnya akan terjadi.
Pada Februari, indeks harga konsumen inti naik pada tingkat 72,89 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, inflasi tahunan terakhir tercatat hampir 70 persen, tertinggi dalam 15 bulan terakhir.
“Sikap moneter yang ketat akan dipertahankan sampai penurunan signifikan dalam tren inflasi bulanan terlihat, dan ekspektasi inflasi menyatu dengan kisaran perkiraan yang diproyeksikan,” kata Bank Sentral Turki.
Bank sentral memperkirakan ada kemungkinan terjadi disinflasi pada paruh kedua 2024.
2. Kenaikan suku bunga pertama di bawah pimpinan Gubernur Bank Sentral Fatih Karahan
Kenaikan suku bunga pertama ini terjadi di bawah pimpinan Gubernur Bank Sentral baru, yakni Fatih Karahan.
Presiden Turki Tayyip Erdoğan menunjuk Fatih pada Februari lalu untuk menggantikan Hafize Gaye Erkan. Hafize mengundurkan diri di tengah tuduhan nepotisme yang diberitakan media lokal Turki.
Pada saat itu, Hafize, sebagai gubernur perempuan pertama di Turki yang juga eks eksekutif bank yang berbasis di Amerika Serikat, membantah keras tuduhan tersebut.
3. Turki alami inflasi kronis
Selama masa jabatan Hafize, bank sentral menaikkan suku bunga acuan secara signifikan dari 8,5 persen pada Juli menjadi 45 persen pada Januari 2024.
Turki telah menderita inflasi kronis selama bertahun-tahun akibat kebijakan Presiden Tayyip yang tidak lazim. Namun, Fatih mengatakan bahwa mengendalikan inflasi adalah prioritas utamanya. Dia berjanji akan menaikkan suku bunga lebih lanjut jika inflasi melonjak.