Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vale Indonesia Incar Pinjaman Rp19,5 T buat 3 Pabrik Nikel HPAL

Salah satu aktivitas penambangan di PT Vale Indonesia (website PT Vale Indonesia)
Salah satu aktivitas penambangan di PT Vale Indonesia (website PT Vale Indonesia)
Intinya sih...
  • Vale Indonesia incar akal incar pinjaman senilai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp19,55 triliun.
  • Pinjaman diajukan dalam 2 bentuk, pinjaman bank dan penerbitan obligasi.
  • Pinjaman itu dialokasikan untuk membiayai proyek tambang dan pabrik nikel HPAL.

Jakarta, IDN Times - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana mengajukan pinjaman senilai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp19,55 triliun (kurs Rp16.296,5 per dolar AS) pada periode 2026-2027.

Head of Corporate Finance & Investor Relations Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi, mengatakan pinjaman itu akan digunakan Vale untuk membiayai tiga proyek tambang nikel, yang mencakup tiga smelter nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) atau pabrik nikel HPAL.

"Jadi kalau external funding itu lebih ke arah untuk membiayai proyek-proyek kami. Saat ini, kan kami masih membangun tiga tambang, punya sendiri 100 persen," kata Andaru kepada awak media di Jakarta, Jumat (18/7/2025).

1. Bakal incar pinjaman dalam bentuk kredit bank dan obligasi

PT Vale Indonesia (sumber: situs resmi PT Vale Indonesia)
PT Vale Indonesia (sumber: situs resmi PT Vale Indonesia)

Andaru mengatakan, pinjaman itu akan diajukan Vale Indonesia secara bertahap. Pertama, dalam bentuk pinjaman bank senilai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp8,15 triliun (kurs Rp16.296,5 per dolar AS) pada awal 2026. Kedua, Vale Indonesia akan menerbitkan surat utang (obligasi) untuk meraih pendanaan sekitar 500 juta sampai 700 juta dolar AS pada 2027.

"Ada kemungkinan kami akan masuk ke bond market, nilainya sekitar 500 juta sampai 700 juta dolar AS. Jadi totalnya 1,1-1,2 miliar dolar AS," ujar Andaru.

2. Rincian proyek yang bakal disuntik pinjaman Rp19,55 triliun

PLTA PT Vale Indonesia (sumber: situs resmi PT Vale Indonesia)
PLTA PT Vale Indonesia (sumber: situs resmi PT Vale Indonesia)

Adapun proyek yang akan disuntik modal dari pinjaman tersebut, pertama tambang nikel dan pabrik nikel HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Pada proyek pabrik nikel HPAL itu, Vale Indonesia menggaet Zhejiang Huayou Cobalt Co dan Ford Motor Company.

Kedua, tambang dan pabrik nikel HPAL di Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Untuk proyek pabrik nikel HPAL, Vale Indonesia bekerja sama dengan GEM Co Ltd. Terakhir, tambang nikel dan pabrik nikel HPA Sorowako Limonite di Sorowako, Sulawesi Selatan, yang juga digarap bersama Huayou.

"Untuk Bahadopi, kami sudah dengan GEM. Kami masih mencari partner lain di situ. Sementara, untuk Sorowako Limonite, kami sudah menandatangani perjanjian dengan Huayou," ujar Andaru.

3. Berupaya tingkatkan keekonomisan proyek

PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3/2023). (IDN Times/Uni Lubis)
PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3/2023). (IDN Times/Uni Lubis)

Andaru mengatakan, Vale Indonesia bersama dengan seluruh mitra berupaya meningkatkan keekonomisan proyek pabrik nikel HPAL, salah satunya meningkatkan efisiensi penggunaan belanja modal (capital expenditure/capex). Targetnya adalah untuk menekan nilai pinjaman yang akan diajukan perusahaan.

"Kami masih lihat juga, masih bisa harusnya lebih improve lagi, lebih kecil. Kalau kami bisa improve capex, which is good," tutur Andaru.

Efisiensi penggunaan capex berupaya diraih dengan improvisasi teknologi pada pabrik nikel HPAL tersebut.

"Jadi, itu yang dikerjakan oleh partner, teknologi partner kami seperti Huayou dan GEM. Jadi, mereka melakukan improvement dari sisi teknologi sehingga capex-nya bisa turun. Ujung-ujungnya nilai keekonomisannya pun bisa lebih tinggi," kata Andaru.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us