Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Walmart hingga Starbucks Terima Pembayaran Kripto, Siapa yang Cuan?

Walmart hingga Starbucks Terima Pembayaran Kripto, Siapa yang Cuan?
Ilustrasi koin kripto (freepik.com)
Intinya sih...
  • Walmart dan Starbucks menerima pembayaran kripto tidak langsung melalui aplikasi OnePay dan SPEDN.
  • Penggunaan kripto untuk belanja harian memberi manfaat bagi masyarakat unbanked, namun juga memiliki risiko pajak dan investasi.
  • Adopsi kripto oleh ritel besar seperti Walmart dan Starbucks berpotensi mendukung nilai jangka panjangnya sebagai alat transaksi yang lebih praktis di masa depan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masa depan sistem keuangan semakin nyata. Di Amerika Serikat (AS), semakin banyak peritel besar yang membuka pintu bagi pembayaran menggunakan kripto, meski saat ini masih melalui mekanisme tidak langsung, yakni dengan mengonversi aset kripto menjadi uang tunai terlebih dahulu.

Sebagai contoh, pelanggan Walmart yang ingin berbelanja dengan kripto harus menjual bitcoin atau ethereum mereka melalui aplikasi Walmart OnePay. Setelah saldo berubah menjadi dolar, pembayaran dapat dilakukan dengan memindai kode QR di kasir atau saat belanja online.

Starbucks juga telah memungkinkan penggunaan bitcoin dan ethereum sejak 2021 melalui aplikasi SPEDN, menurut laporan QZ.com. Meski demikian, hingga kini belum ada peritel besar yang menerima kripto sebagai alat pembayaran langsung tanpa proses konversi.

1. Siapa yang diuntungkan dari pembayaran kripto tidak langsung?

Walmart hingga Starbucks Terima Pembayaran Kripto, Siapa yang Cuan?
Ilustrasi koin kripto (freepik.com)

Co-CIO di Halbert Hargrove Brian Spinelli mengaku belum melihat sejumlah toko mempromosikan pembayaran kripto secara langsung.

“Namun Walmart mulai mengintegrasikannya ke dalam aplikasi OnePay,” kata dia, dikutip dari GOBankingRates.

Meski belum sepenuhnya langsung, kemampuan untuk mengubah kripto menjadi alat bayar tetap memberi manfaat besar bagi banyak orang. Baik untuk membeli kebutuhan pokok seperti susu bayi maupun sekadar menikmati minuman kopi, fleksibilitas ini berpotensi mengubah lanskap keuangan digital bagi konsumen dan investor.

Spinelli menyoroti dampak besarnya bagi masyarakat unbanked — mereka yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional. Dengan hanya bermodalkan ponsel dan aset kripto, kelompok ini kini memiliki jalur untuk bertransaksi di peritel arus utama.

“Ini menjembatani kesenjangan antara pemilik kripto dan sistem ritel modern,” ujarnya.

2. Perlukah menjual kripto untuk belanja harian atau hadiah?

Walmart hingga Starbucks Terima Pembayaran Kripto, Siapa yang Cuan?
Ilustrasi koin kripto (freepik.com)

Meski terdengar praktis, menjual kripto untuk membayar kebutuhan sehari-hari bisa menjadi keputusan yang disesali jika harga bitcoin terus naik.

“Bitcoin seharusnya dipandang sebagai lindung nilai terhadap pelemahan mata uang fiat,” kata Co-Founder dan CIO ZX Squared Capital, CK Zheng.

Selain itu, ada implikasi pajak yang tidak boleh diabaikan. Di AS, aset kripto diperlakukan sebagai properti, bukan mata uang. Artinya, setiap transaksi jual beli harus dilaporkan sebagai capital gain atau capital loss.

“Transaksi kecil sekalipun bisa menimbulkan banyak catatan pajak,” ujar Spinelli, seraya mengingatkan, hal ini bisa menjadi rumit tanpa bantuan konsultan keuangan atau akuntan pajak.

Ada juga risiko lain: jika kamu menjual bitcoin untuk membeli barang lalu mengembalikannya, dana yang diterima kembali berupa uang tunai, bukan kripto — yang bisa berarti kerugian investasi jika harga kripto sudah berubah. Namun, jika pilihannya antara menggunakan kripto atau menumpuk utang di kartu kredit berbunga tinggi, Zheng menilai menghindari bunga kartu kredit adalah opsi yang lebih bijak.

3. Apakah ini kabar baik bagi investor?

Walmart hingga Starbucks Terima Pembayaran Kripto, Siapa yang Cuan?
Ilustrasi koin kripto (freepik.com)

Secara keseluruhan, semakin luasnya penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran berpotensi mendukung nilai jangka panjangnya.

“Bitcoin saat ini berperilaku seperti gabungan saham teknologi dan aset lindung nilai seperti emas,” kata Zheng.

“Seiring meningkatnya adopsi dan penggunaan sebagai mata uang, volatilitasnya kemungkinan akan menurun,” sambung dia.

Spinelli sepakat. Menurutnya, semakin banyak orang menggunakan dan menyimpan bitcoin, semakin stabil pula pergerakan harganya.

“Bitcoin memang masih sangat fluktuatif, tetapi adopsi yang lebih luas adalah sinyal positif bagi masa depannya,” kata dia.

Adopsi kripto oleh ritel besar seperti Walmart dan Starbucks menandai langkah penting menuju penggunaan aset digital yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Meski masih melibatkan konversi ke uang tunai dan memiliki konsekuensi pajak yang perlu diperhatikan, tren ini menunjukkan kripto perlahan bergerak dari sekadar instrumen investasi menuju alat transaksi yang lebih praktis di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Strategi Membuat Rencana Keuangan Tahunan yang Mudah Diikuti

29 Des 2025, 00:25 WIBBusiness