Kapan Waktu yang Tepat Menjual Kripto? Ini Panduan dari Para Ahli

- Peran kripto dalam portofolio: Kripto idealnya hanya menjadi bagian kecil dari portofolio yang terdiversifikasi. Fluktuasi harga bisa ditoleransi untuk investasi jangka panjang, namun batas jual perlu ditetapkan jika dana dibutuhkan dalam waktu dekat.
- Tentukan target harga dan batas risiko: Rencana keluar sebelum berinvestasi penting untuk menghindari keputusan emosional. Strategi bertahap seperti menjual sebagian aset saat harga naik 50 persen, serta menetapkan batas kerugian jika harga turun 30 persen dari titik masuk atau jika alokasi kripto terlalu besar dibandingkan total aset.
Pasar kripto kembali menunjukkan volatilitas tinggi seiring makin eratnya hubungan antara aset digital dan pasar saham global. Menurut CoinDesk, bank investasi Citi menilai korelasi kripto dengan ekuitas kembali menguat.
Di tengah gejolak lintas aset, Bitcoin masih sensitif terhadap pergerakan saham, sementara Ethereum mencatat lonjakan volatilitas jangka pendek. Meski volatilitas Bitcoin masih berada di bawah rata-rata tahunan, ketidakpastian pasar global memicu fluktuasi tajam dalam waktu singkat.
Lantas, di tengah kondisi seperti ini, bagaimana investor mengetahui kapan harus bertahan dan kapan sebaiknya menjual aset kripto? Dikutip ari GoBankingRates, para pakar keuangan membagikan sejumlah panduan penting untuk menentukan waktu yang tepat mengambil keputusan.
Table of Content
1. Peran kripto dalam portofolio

Keputusan menjual kripto sangat bergantung pada fungsi aset tersebut dalam portofoliomu. CEO aplikasi tabungan Nook, Joey Isaacson menjelaskan, kripto idealnya hanya menjadi bagian kecil dari portofolio yang terdiversifikasi.
Jika kamu berinvestasi dengan horizon jangka panjang, fluktuasi harga masih bisa ditoleransi. Namun, jika dana tersebut dibutuhkan dalam waktu dekat atau porsi kripto membesar terlalu signifikan, maka batas jual perlu ditetapkan sejak awal.
2. Tentukan target harga dan batas risiko

Memiliki rencana keluar sebelum berinvestasi sangat penting untuk menghindari keputusan emosional. Isaacson menyarankan strategi bertahap, misalnya menjual sebagian aset saat harga naik 50 persen, serta menetapkan batas kerugian jika harga turun 30 persen dari titik masuk atau jika alokasi kripto terlalu besar dibandingkan total aset.
Investor konservatif umumnya membatasi kripto di kisaran 1 persen–3 persen dari portofolio, sementara investor agresif bisa mencapai 5 persen–10 persen, tergantung stabilitas pendapatan dan toleransi risiko.
3. Gunakan stop loss secara disiplin

MBA dan Chief Business Development Officer FinchTrade, Yuri Berg merekomendasikan penggunaan stop loss sekitar 5 persen–10 persen di bawah harga beli untuk perdagangan aktif. Stop loss harus disesuaikan naik seiring kenaikan harga berdasarkan level teknikal, seperti moving average atau area support.
Menurutnya, stop loss adalah alat bertahan hidup, bukan sekadar opsi tambahan.
4. Kembali ke alasan awal berinvestasi

Pendiri SteelWave, Mitchell DiRaimondo menilai, volatilitas sebagai konsekuensi dari menjadi investor awal dalam sistem keuangan baru. Jika investor memahami aset yang dimiliki, percaya pada tesis jangka panjang, dan berpikir dalam siklus pasar, bukan kuartalan, maka bertahan bisa menjadi pilihan rasional.
Alih-alih terpaku pada angka harga tertentu, DiRaimondo menyarankan investor memantau faktor fundamental seperti likuiditas, regulasi, dan perubahan kondisi makro.
Investasi kripto tetap menjadi topik yang memicu perdebatan. Waktu terbaik untuk menjual sangat bergantung pada tujuan investasi, toleransi risiko, kondisi pasar, dan strategi pribadi. Karena risikonya tinggi, investor disarankan melakukan riset mandiri dan hanya menanamkan dana yang siap menghadapi fluktuasi tajam.


















