Warren Buffett Ketiban Durian Runtuh dari Kenaikan Nilai Pasar Apple

Jakarta, IDN Times – Investasi Warren Buffett di raksasa teknologi, Apple, mungkin akan menjadi salah satu investasinya yang paling sukses. Ini karena Buffett menghasilkan lebih dari 120 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1.700 triliun di atas kertas ketika raksasa teknologi itu memecahkan rekor valuasi pasar baru yang menyentuh 3 triliun dolar AS minggu ini.
Perusahaan Buffett, Berkshire Hathaway mulai membeli saham Apple pada 2016 dan pada pertengahan 2018, konglomerat tersebut mempunyai total kepemilikan 5 persen dari saham Apple, yang bernilai 36 miliar dolar AS.
Pada 2022 ini, investasi Buffett di Apple bernilai 160 miliar dolar AS karena reli besar-besaran sahamnya berlanjut ke tahun baru.
“Tanpa diragukan lagi, ini adalah salah satu investasi terkuat yang dilakukan Berkshire dalam dekade terakhir,” kata James Shanahan, analis Berkshire di Edward Jones, dikutip dari CNBC, Selasa (4/1/2021).
1. Berkshire dapat banyak dividen

Selain untung dari kenaikan harga saham Apple, investasi Berkshire juga menguntungkan karena dari sana perusahaan telah memperoleh banyak dividen. Berkshire telah menikmati dividen reguler, rata-rata sekitar 775 juta dolar AS per tahun.
Investasi Berkshire di Apple bisa dibilang tidak biasa karena Buffett telah sering menyampaikan keengganannya untuk menyimpan dana di saham teknologi tinggi, meskipun pada akhirnya berinvestasi di Apple.
Investor yang dijuluki “Oracle of Omaha” ini baru masuk ke sektor ini dalam dekade terakhir dengan bantuan dari deputi investasinya Todd Combs dan Ted Weschler. Saham Apple milik Berkshire sekarang menghasilkan lebih dari 40 persen dari portofolio ekuitasnya, menurut perhitungan InsiderScore.com. Berkshire juga termasuk salah satu pemegang saham terbesar Apple.
2. Bisnis ketiga

Buffett sendiri telah menyebut investasi Apple oleh Berkshire sebagai “bisnis terbesar ketiganya”, setelah bisnis asuransi dan kereta api. Buffett sebelumnya juga mengatakan iPhone adalah produk yang “lengket”, karena membuat orang-orang tetap berada dalam ekosistem perusahaan.
“Ini mungkin bisnis terbaik yang saya tahu di dunia,” kata Buffett dalam wawancara CNBC pada Februari 2020. “Saya tidak menganggap Apple sebagai saham. Saya menganggapnya sebagai bisnis ketiga kami.”
Investasi di Apple itu memainkan peran penting dalam membantu Berkshire mengatasi krisis COVID-19 pada 2020 ketika pilar bisnisnya yang lainnya, termasuk asuransi dan energi, mendapat pukulan besar dari pandemik.
3. Valuasi pasar Apple

Apple telah berhasil mencapai nilai pasar 3 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp42 ribu triliun pada Senin (3/1/2022). Ini menjadikannya perusahaan publik pertama yang berhasil memiliki nilai pasar sebanyak itu.
CNN melaporkan bahwa pada Senin (3/1/2022) harga saham Apple secara singkat naik sekitar 3 persen ke level tertinggi baru sepanjang masa di 182,88 dolar AS, melampaui 182,85 dolar AS per saham yang dibutuhkan untuk mencapai kapitalisasi pasar 3 triliun dolar AS. Harga sahamnya kemudian turun lagi dari level itu.
Sebagai informasi, nilai pasar Apple pertama kali melewati ambang 1 triliun dolar AS pada Agustus 2018 dan melewati 2 triliun dolar AS pada Agustus 2020.